Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Publika

Tradisi Sibernetika Jokowi

OLEH: AHMAD DIMYATI*
KAMIS, 26 SEPTEMBER 2024 | 17:56 WIB

TEORI Sibernetika adalah salah satu teori yang menitikberatkan pada pembelajaran sistem informasi.

Norbert Wiener memberi pengertian tentang sibernetika yaitu sebuah ilmu kontrol dan komunikasi yang memfokuskan pada bagaimana pesan dipertukarkan di antara dua atau lebih unitnya sehingga satu sama lain dapat mempengaruhi, di mana unit ini bisa berbentuk mesin atau benda maupun pada manusia.

Sibernetika ini melekat berbagai konsep seperti umpan balik, sistem, kontrol, lingkaran sebab-akibat yang sangat relevan menggambarkan ilmu sosial (penyuluhan) dan komunikasi yang sangat dinamis dan memiliki keterkaitan dengan bidang ilmu lain.

Sibernetika merupakan tradisi sistem-sistem kompleks yang di dalamnya banyak orang saling berinteraksi, memengaruhi satu sama lainnya.

Dalam sibernetika, komunikasi dipahami sebagai sistem pelbagai bagian atau variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, membentuk, serta mengontrol karakter keseluruhan sistem, dan layaknya organisme, menerima keseimbangan dan perubahan.

Pada dasarnya, ide sistem membentuk inti pemikiran sibernetika. Sistem adalah seperangkat komponen yang saling berinteraksi, yang bersama-sama membentuk sesuatu yang lebih dari sekadar sejumlah bagian.

Sebetulnya, para pakar tidak begitu tertarik dengan sistem dan fungsi-fungsinya. Mereka lebih tertarik pada bagaimana sistem itu mengatur dalam menyokong dan mengontrol diri dari waktu ke waktu. Bagaimana, misalnya, pesawat terbang membuat pengaturan dalam melawan gaya gravitasi, arus angin, dan daya-daya lainnya serta mengatur dirinya bersama dengan rute yang telah diatur? Hal ini hanya bisa terjadi karena adanya sistem di dalam sistem.

Sistem ditanamkan di dalam satu dan lainnya, seolah sistem itu merupakan bagian dari sistem yang lebih besar yang membentuk sejumlah tingkatan dengan kompleksitas yang terus berkembang.

Kita melihat dengan sangat leluasa ketika mengamati sejumlah sistem yang saling berinteraksi satu dengan lainnya dalam sistem induk yang besar atau kita dapat mengambil perspektif yang lebih sempit dengan mengobservasi subsistem yang lebih kecil.

Layaknya tradisi sibernetika, Jokowi adalah sebuah sistem yang lihai mengatur, mempengaruhi, membentuk, dan mengontrol karakter keseluruhan sistem. Strategi politiknya pada akhir jabatannya sebagai presiden berusaha mempertahankan kekuasaannya dengan sistem yang berusaha ia bangun.

Walaupun dirinya tidak bisa lagi menjadi presiden, namun dengan sistem perpolitikan yang ia rancang maka hal ini akan menempatkan dirinya sebagai sebuah sistem yang ada di dalam sistem.

Dari berbagai manuver politiknya, keberadaan Koalisi Indonesia Maju merupakan sistem Jokowisme yang begitu kuat mengikat dan mempengaruhi hampir seluruh partai politik yang ada di Indonesia saat ini.

Prabowo Subianto dalam sambutan di acara Bimbingan Teknis Anggota DPRD PAN dan Peringatan Acara Hari Ulang Tahun Ke-25 PAN, mengatakan, kelima ketua umum tersebut, termasuk dirinya, tidak pernah merasa malu menyebutkan bahwa seluruhnya ini ialah tim Presiden Joko Widodo.

Tradisi sibernetika Jokowi diteruskan oleh Prabowo Subianto ketika menginisiasi pembentukan KIM Plus saat kontestasi Pilkada 2024. KIM Plus terdiri dari 9 partai politik anggota KIM dan beberapa parpol di luar koalisi tersebut.

Anggota asli KIM adalah Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, PBB, Gelora, Garuda, dan Prima. Koalisi bertambah dengan bergabungnya PKS, PKB, PPP, Perindo, dan Nasdem. Penambahan koalisi inilah yang disebut dengan KIM Plus.

Sebuah strategi “cantik” di mana sistem dapat mempengaruhi dan mengikat semua sistem yang ada. Kita bisa melihat dengan sangat leluasa ketika mengamati sejumlah sistem yang saling berinteraksi satu dengan lainnya dalam sistem induk yang besar.

Pertanyaan terbesar adalah apakah sistem induk yang besar akan terus “berkuasa” ketika kekuasaan legalitasnya sudah lepas.

*Penulis adalah pemerhati politik Tanah Air

Populer

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

Duit Sitaan Korupsi di Kejagung Tak Pernah Utuh Kembali ke Rakyat

Senin, 10 Maret 2025 | 12:58

UPDATE

Korupsi Menggila, Bangsa Ini Dibawa ke Mana?

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:31

Resesi AS Cuma Omon-Omon, Dolar Tembus Rp16.400

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:29

Legislator PAN Ungkap Ada Perang Mafia di Tubuh Pertamina

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:16

DPR: Kehadiran Pak Simon di Pertamina Getarkan Indonesia

Selasa, 11 Maret 2025 | 17:07

BI dan State Bank of Vietnam Sepakat Perkuat Kerja Sama Bilateral

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:56

Masa Jabatan Ketum Partai Digugat di MK, Waketum PAN: Itu Masalah Internal

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:54

Anggaran FOLU Net Sink 2030 Non APBN Bisa Masuk Kategori Suap

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:54

Pandawara Group Sampaikan Kendala ke Presiden, Siap Berkolaborasi Atasi Sampah

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:39

DPR Pertanyakan Pertamina soal ‘Grup Orang-orang Senang’

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:37

Menhan: 3 Pasal UU TNI Bakal Direvisi

Selasa, 11 Maret 2025 | 16:24

Selengkapnya