Berita

Ilustrasi pabrik mobil listrik di Thailand/EV Magazine

Otomotif

Mulai 2026, Thailand Wajibkan Produsen Mobil Listrik Bikin Komponen Lokal

RABU, 25 SEPTEMBER 2024 | 05:50 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Thailand akan mewajibkan para produsen kendaraan listrik di negaranya untuk memproduksi komponen mobil listrik secara lokal. Aturan yang mulai berlaku pada 2026 ini dilakukan untuk melahirkan industri-industri baru di bidang kendaraan elektrifikasi.

Dikutip dari Bangkok Post, Rabu (25/9), Direktur Jenderal Departemen Cukai Thailand, Ekniti Nitithanprapas mengatakan, ada 3 komponen utama EV (electric vehicle) yang bisa dibuat secara lokal.

Yaitu motor listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik untuk menggerakkan kendaraan, kemudian reduktor dengan fungsi serupa girboks pada kendaraan bermesin pembakaran, dan inverter yang punya fungsi mengubah arus searah (DC) dari baterai menjadi arus bolak-balik (AC) untuk memasok listrik ke motor. 

Tiga komponen utama mobil listrik itulah yang harus diproduksi secara lokal di Thailand mulai 2026.

Dipaparkan Ekniti, setelah pemerintah melalui Departemen Cukai memperkenalkan tahap pertama (3.0) dan tahap kedua (3.5) dari langkah-langkah mempromosikan mobil EV, produsen yang berpartisipasi dalam program tersebut secara bertahap telah membangun basis produksi di Thailand. 

Total nilai investasinya bahkan lebih dari 80 miliar baht atau setara Rp 36,9 triliun.

Perusahaan yang berpartisipasi dalam program tersebut diharuskan memproduksi kendaraan listrik secara lokal untuk mengimbangi impor yang setara 100 persen penjualan pada tahun pertama. 

Nah, jika perusahaan gagal memenuhi persyaratan produksi lokal pada tahun kedua, perusahaan harus memproduksi 1,5 kali lipat dari volume penjualan.

Persyaratan ini memaksa produsen mobil untuk mendirikan basis produksi di Thailand, yang mengarah pada investasi dan industri baru sejalan dengan kebijakan departemen untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya, Pemerintah Thailand telah membuka pintu lebar-lebar kepada produsen mobil listrik untuk melakukan usaha di negaranya, terutama bagi merek-merek mobil listrik asal China. 

Dilanjutkan dengan program subsidi kendaraan listrik di Thailand yang dimulai dari 2022 berdasarkan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China. Di mana Pemerintah Thailand menawarkan subsidi hingga 150.000 baht (setara Rp68 juta) per unit kendaraan listrik.

Perjanjian tersebut juga menghapuskan tarif atas kendaraan listrik impor asal China yang dijual di Thailand. Syaratnya, perusahaan itu harus memproduksi mobil listrik di Thailand sejumlah mobil yang telah diimpor sejak 2022.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya