Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

China Luncurkan Stimulus Ini Buat Genjot Ekonomi yang Lesu

SELASA, 24 SEPTEMBER 2024 | 14:04 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Bank Sentral China (PBOC) mengumumkan serangkaian langkah stimulus untuk mengatasi penurunan ekonomi yang disebabkan oleh krisis di sektor properti. 

Seperti dikutip Associated Press, Selasa (24/9), Gubernur PBOC, Pan Gongsheng, menginformasikan pemangkasan persyaratan cadangan bank sebesar 0,5 poin persentase, dengan sinyal kemungkinan pemangkasan lebih lanjut di masa depan. 

"Hal ini akan meningkatkan jumlah dana yang tersedia untuk pinjaman," kata Pan dalam keterangan persnya. 


Selain itu, PBOC juga mengurangi uang muka untuk pembeli rumah kedua menjadi 15 persen dan menurunkan suku bunga hipotek sekitar 0,5 persen.

Menurut Pan, upaya ini akan menguntungkan 50 juta rumah tangga, serta mengurangi beban bunga sekitar 150 miliar Yuan (Rp323 triliun) per tahun.

Pengumuman kebijakan ini telah berhasil mengangkat saham-saham, terutama pengembang real estat. Indeks Hang Seng Hong Kong melonjak dua persen, sementara indeks Shanghai Composite naik 0,8 persen.

Sebagai informasi, beberapa langkah ini ditujukan untuk menanggulangi krisis di pasar perumahan setelah tindakan pemerintah China terhadap pinjaman berlebihan oleh pengembang properti, yang menyebabkan banyak yang gagal bayar.

Sektor perumahan yang merupakan investasi utama di China, juga berdampak pada industri lainnya seperti konstruksi dan peralatan rumah tangga. 

Sementara pemerintah menghindari stimulus besar untuk mencegah gelembung pasar properti, dampak pandemi dan penurunan harga rumah telah mengurangi daya beli masyarakat, yang kemudian memperlambat pertumbuhan ekonomi yang tercatat 4,7 persen pada kuartal II-2024. 

Dengan target pertumbuhan ekonomi lima persen tahun ini, banyak pengamat menyatakan bahwa pencapaian tersebut masih memerlukan stimulus yang lebih besar.

Baru-baru ini, Presiden China Xi Jinping mendesak para pejabat untuk berbuat lebih banyak untuk mengembalikan pertumbuhan ke jalurnya.

"Mengingat seruan Presiden Xi baru-baru ini kepada para pembuat kebijakan untuk berusaha keras mencapai target pertumbuhan, kami telah memperkirakan peningkatan urgensi untuk peluncuran dukungan kebijakan," kata sejumlah ekonom NG dalam sebuah laporan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya