Berita

The Fed/Net

Bisnis

Pertama dalam Empat Tahun, The Fed Potong Suku Bunga 5 Persen

KAMIS, 19 SEPTEMBER 2024 | 08:14 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun, Federal Reserve AS akhirnya memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0 persen pada Rabu (18/9) waktu setempat.

Keputusan The Fed diambil sesuai dengan tujuan utama pemerintah, mencapai soft landing yang mengendalikan inflasi tanpa menyebabkan resesi.

"Ekonomi AS dalam kondisi baik," kata Ketua Fed Jerome Powell dalam konferensi pers setelah keputusan tersebut, seperti dikutip dari Nikkei Asia, Kamis (19/9).

"Ekonomi tumbuh dengan kecepatan yang solid, inflasi menurun, pasar tenaga kerja dalam kecepatan yang kuat — kami ingin mempertahankannya," ujarnya.

"Pendekatan sabar kami selama setahun terakhir telah membuahkan hasil," lanjut Powell, seraya mencatat bahwa inflasi sekarang jauh lebih dekat dengan target Fed sebesar 2 persen.

Pasar saham AS menyambut baik pemangkasan yang telah lama ditunggu-tunggu itu dengan kenaikan tipis. S&P 500 naik hingga hampir 1 persen dalam perdagangan intraday. Namun, ekuitas ditutup turun pada Rabu menyusul komentar Powell.

Yen melambung dari 142,38 pada awal hari hingga mencapai 140,43 sebelum diperdagangkan kembali pada sekitar 142,25.

"Dengan Fed merasakan bahwa inflasi terkendali, pemangkasan setengah poin mungkin mengindikasikan bahwa Fed lebih khawatir tentang resesi dan kemerosotan berkelanjutan di pasar kerja daripada sebelumnya," kata Marvin Loh, ahli strategi makro global senior di State Street.

"Saya pikir itu alasan untuk lebih khawatir," katanya.

David Seif, kepala ekonom untuk pasar-pasar maju di Nomura Securities International mengatakan keputusan The Fed kemungkinan akan diterima dengan hangat di pasar-pasar berkembang di Asia, di mana bank-bank sentral kini memiliki lebih banyak ruang untuk memangkas suku bunga mereka sendiri tanpa terlalu banyak mengambil risiko pelemahan mata uang mereka sendiri.

“Pemotongan suku bunga AS pada umumnya akan menjadi hal yang baik bagi sebagian besar ekonomi pasar berkembang, termasuk ekonomi Asia,” kata Seif.

 “Dan saya pikir itu akan menjadi dampak utama di sana," ujarnya.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya