Berita

Tentara Lebanon memblokir pintu masuk ke pinggiran selatan Beirut setelah ledakan/BBC

Dunia

Israel Diduga Dalang di Balik Bom Pager Lebanon

RABU, 18 SEPTEMBER 2024 | 12:08 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Ledakan ratusan alat komunikasi pager di Lebanon Selatan mengakibatkan sembilan orang tewas dan hampir 3.000 lainnya terluka pada Selasa sore (17/9).

Hizbullah mengonfirmasi delapan korban tewas merupakan pejuang, sementara satu orang lainnya merupakan warga sipil berusia 8 tahun.

Tidak disebutkan secara rinci lokasi dan keadaan para korban tewas, hanya disebutkan bahwa mereka "mati syahid di jalan menuju Yerusalem".

Dikatakan bahwa pager yang meledak secara bersamaan tersebut milik anggota Hizbullah, baik tentara, maupun tim medis.

Hizbullah menuduh Israel sebagai dalang di balik serangan bom pager tersebut, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

"Kami menganggap musuh Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas agresi kriminal ini," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari BBC  pada Rabu (18/9).

Kelompok militer itu mengancam akan melancarkan balasan setimpal terhadap pelaku yang menyebabkan alat komunikasi mereka meledak secara bersamaan.

"Musuh yang pengkhianat dan kriminal ini pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal atas agresi berdosa ini dari tempat yang seharusnya dan dari tempat yang tidak seharusnya," tambahnya.

Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati juga menyalahkan Israel atas ledakan tersebut, dengan mengatakan bahwa ledakan tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatan Lebanon dan kejahatan.

Beberapa jam sebelum ledakan, kabinet keamanan Israel mengumumkan keberhasilan mereka menghentikan serangan Hizbullah di wilayah utara.

Banyak warga Lebanon dalam keadaan terkejut dan tidak percaya pada Selasa malam (17/9), tidak mampu memahami peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara itu.

Pager yang menjadi alat komunikasi utama di kalangan militer Hizbullah meledak secara bersamaan di seluruh Lebanon pada pukul 15.30 waktu setempat.

Satu video CCTV memperlihatkan ledakan di tas atau saku seorang pria di sebuah supermarket.  Dia kemudian terlihat jatuh terlentang ke tanah dan berteriak kesakitan saat pembeli lain berlarian mencari perlindungan.

Beberapa jam kemudian, ambulans masih bergegas ke rumah sakit yang kewalahan dengan banyaknya jumlah korban, 200 di antaranya menurut menteri kesehatan dalam kondisi kritis.

Di luar, kerabat menunggu dengan harapan menerima kabar terbaru.

Pusat Medis LAU di distrik Ashrafieh, Beirut mengatakan sebagian besar luka berada di pinggang, wajah, mata, dan tangan. Hampir semua pemilik pager kehilangan jari.

Duta besar Iran untuk Lebanon, Mojtaba Amani, termasuk di antara 2.800 orang lainnya yang terluka oleh ledakan pager.

Istri Amani mengatakan suaminya mengalami cedera, tetapi dalam keadaan baik di rumah sakit.

Ledakan tidak hanya terjadi di Lebanon. Menurut Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris, 14 juga terluka akibat meledaknya pager di negara tetangga Suriah, tempat Hizbullah bertempur bersama pasukan pemerintah dalam perang saudara di negara itu.

Laporan Wall Street Journal mengutip sumber terpercaya menyebut pager yang meledak merupakan produk yang baru diterima Hizbullah dalam beberapa hari terakhir.

Seorang pejabat Hezbollah juga mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa beberapa orang merasakan pager memanas sebelum ledakan.

Seorang mantan ahli amunisi Angkatan Darat Inggris yang anonim menduga pager itu berisi antara 10g dan 20g bahan peledak berkekuatan tinggi kelas militer, yang disembunyikan di dalam komponen elektronik palsu.

"Setelah dipersenjatai oleh sinyal, yang disebut pesan teks alfanumerik, orang berikutnya yang menggunakan perangkat tersebut akan memicu bahan peledak," kata ahli tersebut.

Populer

Jokowi Kumpulkan Kapolda Hingga Kapolres Jelang Apel Akbar Pasukan Berani Mati, Ada Apa?

Kamis, 12 September 2024 | 11:08

Diamnya 4 Institusi Negara Jadi Tanda Akun Fufufafa Milik Gibran

Minggu, 15 September 2024 | 08:14

Soal Video Winson Reynaldi, Pemuda Katolik: Maafkan Saja, Dia Tidak Tahu Apa yang Dia Perbuat!

Senin, 09 September 2024 | 22:18

Petunjuk Fufufafa Mengarah ke Gibran Makin Bertebaran

Kamis, 12 September 2024 | 19:48

KAHMI Kumpulan Intelektual Banci?

Sabtu, 14 September 2024 | 14:45

Prabowo Bisa Ajukan Penghentian Wapres Gibran Setelah 20 Oktober

Minggu, 15 September 2024 | 10:26

Jagoan PDIP di Pilkada 2024 Berpeluang Batal, Jika….

Minggu, 08 September 2024 | 09:30

UPDATE

Bukan di Taiwan, Pager Bom Hizbullah Diproduksi di Eropa

Rabu, 18 September 2024 | 16:06

Prabowo Akan Pisahkan Kementerian PUPR, Nasdem Bandingkan dengan Obama

Rabu, 18 September 2024 | 15:53

Belum Tangkap Harun Masiku, Johanis Tanak: Personel KPK Tak Sebanyak Polri

Rabu, 18 September 2024 | 15:47

Meluncur Tahun Depan, Diduga Hyundai Ioniq 6 N Tertangkap Kamera Jalani Tes

Rabu, 18 September 2024 | 15:36

Soal Kabinet, Nasdem Ikut Apa Kata Prabowo

Rabu, 18 September 2024 | 15:36

Terdampak Gempa Bandung Raya, Kereta Cepat Whoosh Berhenti Sementara

Rabu, 18 September 2024 | 15:14

CEO US Steel Optimis Akuisisi Nippon Steel akan Berhasil

Rabu, 18 September 2024 | 15:13

Jaga Keamanan Anak dari Bahaya Instagram, Meta Luncurkan Fitur Teen Accounts

Rabu, 18 September 2024 | 14:58

Wall Street Mager, IHSG Terus Dekati 8.000

Rabu, 18 September 2024 | 14:56

Gregoria Seperti Ditampar Usai Kalah di Babak Awal Hong Kong dan China Open

Rabu, 18 September 2024 | 14:56

Selengkapnya