Duta Besar Tiongkok untuk PBB, Geng Shuang/MEM
Perang di Jalur Gaza mendekati satu tahun dan para mediator termasuk Amerika Serikat di dalamnya masih gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Keluhan itu disampaikan oleh Duta Besar Tiongkok, Geng Shuang selama rapat Dewan Keamanan PBB yang membahas mengenai perkembangan situasi di Timur Tengah.
Geng menuduh AS bertanggung jawab atas kegagalan gencatan senjata karena pasokan senjata Washington terus mengalir ke Israel.
“Jika AS tidak melindungi satu pihak berkali-kali, berbagai resolusi Dewan ini tidak akan ditolak dan ditentang begitu saja,” ujarnya, seperti dikutip dari
Anadolu Ajansi pada Rabu (18/9).
Dubes China itu prihatin karena lebih dari 11 bulan perang Gaza masih berlanjut dan korban tewas sudah lebih dari 41.000 orang.
"Selama setahun terakhir, meskipun ada seruan internasional bersama yang kuat untuk gencatan senjata dan penghentian pembunuhan, Israel belum menghentikan operasi militernya, yang telah menyebabkan kematian lebih dari 41.000 warga sipil Palestina. Ini mengkhawatirkan," tegasnya.
Geng meminta Washington untuk "menggunakan pengaruh signifikan yang dimilikinya terhadap partai tersebut, dan mengambil tindakan nyata untuk mendorong Israel menghentikan operasi militernya tanpa penundaan, seperti yang dituntut oleh resolusi Dewan, untuk memberi kesempatan hidup kepada rakyat Palestina yang telah lama menderita."
Geng mendesak AS menggunakan pengaruh signifikan yang dimilikinya untuk mendorong Israel menghentikan operasi militernya tanpa penundaan.
Dia juga mengkritik DK PBB karena tidak kunjung mengeluarkan resolusi yang berdampak besar pada konflik Gaza. Meskipun sudah menjadi pengetahuan umum bahwa resolusi yang berkaitan dengan Palestina selalu diveto AS selaku pendukung utama Israel.
“Mengapa Dewan Keamanan tidak dapat menghentikan tragedi kemanusiaan ini, yang terburuk dari jenisnya hingga hari ini?" ujarnya.
Israel telah melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Menurut otoritas setempat, lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas dan lebih dari 95.400 orang terluka.
Serangan Israel telah menggusur hampir seluruh penduduk wilayah tersebut di tengah blokade yang terus berlanjut yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.