Berita

Ilustrasi/RMOL via AI

Tekno

Bukan Cuma Paus Fransiskus, Patriark Kirill Juga Bilang Perkembangan AI Mengerikan

KAMIS, 12 SEPTEMBER 2024 | 13:14 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau AI membuat Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, merasa gelisah.

Berbicara di forum 'Budaya Abad ke-21: Kedaulatan atau Globalisme?' di St. Petersburg pada Rabu (11/9), ia mengungkapkan kekhawatiran bahwa teknologi telah mengikis iman manusia.

“Jika umat manusia kehilangan iman agama, terutama dalam konteks pertumbuhan teknologi yang terkait dengan munculnya kecerdasan buatan, maka kita benar-benar memasuki era Kiamat,” kata Patriark, seperti dikutip dari RT, Kamis (12/9).

"Perkembangan umat manusia hanya mungkin terjadi dengan bertumbuhnya keimanan dan moralitas dalam diri manusia," tegas Kirill, sambil memperingatkan bahwa jika tidak, maka akan ada konsekuensi yang mengerikan mengingat munculnya teknologi.

“Kita sedang mendekati masa apokaliptik, inilah yang perlu kita semua pahami dengan jelas,” tegasnya. 

Dan, kata Kirill, satu-satunya jalan keluar dari krisis yang mungkin terjadi ini adalah iman kepada Tuhan.

"Jika kita meninggalkan iman kepada Tuhan, tidak akan ada yang berhasil," ujarnya.

Patriark juga memperingatkan bahwa AI dapat menimbulkan bahaya nyata bagi keberadaan umat manusia.

"Tentu saja, ada kisah-kisah horor distopia, ketika kecerdasan buatan mengambil alih seluruh umat manusia,” ujarnya.

Meskipun demikian ia tetap menekankan bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan kecerdasan buatan belum sepenuhnya dipahami dan diwujudkan.

Peringatan tentang potensi bahaya dari perkembangan AI yang pesat juga pernah disampaikan kepala Gereja Katolik, Paus Fransiskus. Ia mengatakan pada pertemuan puncak G7 di Italia pada Juli bahwa AI adalah alat yang menarik sekaligus menakutkan yang membutuhkan pengawasan manusia yang ketat.

Sebelumnya pada 2023, sekelompok pemimpin industri, termasuk dari OpenAI, Google DeepMind, Anthropic dan lainnya, juga memperingatkan bahwa teknologi yang mereka kembangkan suatu hari nanti mungkin menimbulkan ancaman eksistensial bagi umat manusia dan dapat sama mematikannya dengan pandemi dan senjata nuklir. 

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya