Berita

Donald Trump dan Kamala Harris/ABC News

Dunia

PEMILU AMERIKA SERIKAT

Trump: Harris Benci Israel, Bisa Jadi Bencana Jika Menang

RABU, 11 SEPTEMBER 2024 | 14:35 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menuduh pesaingnya Kamala Harris tidak akan mampu menangani konflik di Timur Tengah karena kebenciannya terhadap Israel.

Klaim itu disampaikan Trump selama debat calon presiden AS National Constitution Center di Philadelphia pada Selasa (10/9) pukul 21.00 waktu setempat atau pada Rabu (11/9) pukul 08.00 WIB.

Trump menjadikan penolakan Harris untuk bertemu Perdana Menteri Netanyahu di Kongres beberapa bulan lalu sebagai bukti bahwa pengganti Presiden Joe Biden itu memang membenci Israel.

"Dia membenci Israel. Dia bahkan tidak mau bertemu dengan Netanyahu ketika dia pergi ke Kongres untuk menyampaikan pidato yang sangat penting. Dia menolak untuk hadir karena dia sedang menghadiri pesta perkumpulan mahasiswinya," ujarnya.

Dengan suara lantang Trump kembali menyampaikan prediksinya tentang Harris yang akan menjadi mimpi buruk dan mampu melenyapkan Israel  dalam beberapa tahun ke depan.

"Jika dia menjadi presiden, saya yakin Israel tidak akan ada dalam waktu dua tahun dari sekarang. Dan saya cukup pandai dalam meramal," oceh Trump.

Harris dengan senyuman percaya diri membantah semua tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa sejak awal dia dan Biden terus membantu Israel dalam perangnya.

"Itu sama sekali tidak benar. Seluruh karier dan hidup saya mendukung Israel dan orang-orang Israel," tegasnya.

Wakil Presiden AS itu balik menyindir Trump, menyebutnya sebagai calon diktator yang sangat mengidolakan tokoh-tokoh diktator. Dia merujuk pada kedekatan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

"Sudah diketahui umum bahwa ia mengatakan ketika Rusia pergi ke Ukraina, itu adalah tindakan yang brilian. Sudah diketahui umum bahwa ia bertukar surat cinta dengan Kim Jong Un dan sudah diketahui umum bahwa para diktator dan otokrat ini mendukung Anda untuk menjadi presiden lagi," ujar Harris.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Kejanggalan LHKPN Wakil DPRD Langkat Dilapor ke KPK

Minggu, 23 Februari 2025 | 21:23

Jumhur Hidayat Apresiasi Prabowo Subianto Naikkan Upah di 2025

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:56

Indeks Korupsi Pakistan Merosot Kelemahan Hampir di Semua Sektor

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:44

Beban Kerja Picu Aksi Anggota KPU Medan Umbar Kalimat Pembunuhan

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:10

Wamenag Minta PUI Inisiasi Silaturahmi Akbar Ormas Islam

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:08

Bawaslu Sumut Dorong Transparansi Layanan Informasi Publik

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:52

Empat Negara Utama Alami Krisis Demografi, Pergeseran ke Belahan Selatan Dunia, India Paling Siap

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:46

Galon Polikarbonat Bisa Sebabkan Kanker? Simak Faktanya

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:34

Indra Gunawan Purba: RUU KUHAP Perlu Dievaluasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:31

Kolaborasi Kunci Keberhasilan Genjot Perekonomian Koperasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:13

Selengkapnya