Berita

LRT/Ist

Bisnis

Proyek LRT Bawah Tanah Bali Senilai Rp167 Triliun Resmi Dimulai

RABU, 04 SEPTEMBER 2024 | 20:54 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Bali memulai era baru transportasi bawah tanah dengan meresmikan proyek Light Rail Transit (LRT) senilai 10,8 miliar Dolar AS atau sekitar Rp167 triliun pada Rabu (4/9). 

Upacara Pengeruwakan (ngeruwak bhuwana), yang menandai dimulainya proyek ini digelar di Transit Oriented Development (TOD) Sentral Parkir, Kuta, Badung, Bali.

Direktur Utama PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ), Ari Askhara, mengatakan bahwa upacara ini menandai awal dari proyek yang telah direncanakan sejak Februari 2024. 


"Kami menargetkan peletakan batu pertama (groundbreaking) sebelum akhir tahun," ujarnya.

Proyek LRT Bali ini akan dibangun dalam empat fase. Fase pertama mencakup jalur LRT sepanjang 16 kilometer yang menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Kuta Sentral Parkir, Seminyak, Berawa, hingga Cemagi. 

Fase kedua akan menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan Universitas Udayana (Unud) dan Nusa Dua sepanjang 13,5 kilometer.

Fase ketiga akan menghubungkan Kuta Sentral Parkir dengan Sesetan, Renon, dan Sanur, namun saat ini masih dalam tahap studi kelaikan atau feasibility study. Selanjutnya fase keempat akan menghubungkan Renon dengan Sukawati dan Ubud juga masih dalam tahap FS.

Ari Askhara menambahkan bahwa pembangunan fase pertama dari Bandara Ngurah Rai ke Kuta Sentral Parkir, serta keseluruhan fase kedua, diharapkan selesai pada akhir kuartal kedua tahun 2028 dan akan beroperasi penuh pada akhir 2031. 

Namun, ia mengakui bahwa fase pertama ini akan memerlukan waktu lebih lama karena tingkat kesulitan yang tinggi, mengingat jalur LRT tersebut akan melewati jenis tanah yang berbatu dan keras.

Total investasi untuk dua fase pertama diperkirakan mencapai 10,8 miliar Dolar AS, sementara untuk keseluruhan empat fase proyek, total investasi mencapai 20 miliar Dolar AS. 

Proyek ini merupakan hasil inisiasi dari Pemerintah Provinsi Bali yang bekerja sama dengan PT SBDJ dan PT Bumi Indah Prima (BIP) untuk mewujudkan sistem angkutan umum massal berbasis kereta di Pulau Dewata.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya