Calon Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), Bobby Adhityo Rizaldi/RMOL
Calon Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), Bobby Adhityo Rizaldi, menepis tudingan ada pengondisian partai politik untuk meloloskan figur tertentu dalam seleksi anggota BPK periode 2024-2029.
Bobby menegaskan bahwa proses seleksi berjalan sama bagi semua peserta.
“Itu (pengondisian parpol) saya rasa tidak ada. Kami semuanya
fair chance, semuanya mendapatkan kesempatan yang sama,” tegasnya usai menjalani
fit and proper test di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/9).
Lebih jauh, Bobby yang juga Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Selatan (Sumsel) itu menyebut bahwa dirinya sudah memaparkan ide-idenya dalam
fit and proper test.
“Semoga ini dengan relevan dengan apa yang disampaikan atau yang akan diputuskan oleh teman-teman Komisi XI,” tuturnya.
Rangkaian
fit and proper test bagi calon anggota BPK telah digelar Komisi XI DPR sejak Senin pagi (2/9) di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta. Ada 76 nama calon anggota BPK yang terdata, namun 2 di antaranya tidak lanjut ke tahapan
fit and proper test.
Di mana berdasarkan rapat internal pada 8 Juli 2024, calon atas nama Sanko Simanulang tidak lolos verifikasi administrasi. Sementara, pada 9 Juli 2024, Laode Muhammad Syarif mengundurkan diri dari proses seleksi.