Ilustrasi Bank Mandiri/Net
Kinerja moncer berhasil dibukukan saham Bank Mandiri pada penutupan
perdagangan pekan ini di bursa saham Indonesia. Bank BUMN terkemuka itu
mampu mempertahankan tren penguatan di tengah cenderung lesunya kinerja
bursa Wall Street pada sesi perdagangan sebelumnya.
Catatan
menunjukkan, gerak harga saham Bank berkode BMRI yang masih berupaya
hijau di sesi akhir pekan ini, Jumat 30 Agustus 2024. Saham BMRI ditutup
di Rp7.125 atau melonjak 0,35 persen. Pantauan lebih rinci menunjukkan,
gerak naik BMRI yang konsisten di sepanjang sesi perdagangan. Akibat
gerak positif kali ini, pola teknikal saham BMRI terlihat kukuh dalam
tren penguatan sebagaimana terlihat pada chart terkini berikut:
Sumber: ReutersIndikator
MACD (moving average convergence divergence) terlihat masih belum
menampakkan sinyal jual, di mana ini mengindikasikan peluang besar untuk
melanjutkan kenaikan di beberapa hari sesi perdagangan ke depan.
Kinerja gemilang BMRI terkesan kontras dengan situasi dan sentimen
terkini yang sedang menjadi sorotan media nasional. Adalah kasus kembali
gagalnya Anies Baswedan untuk maju dalam pemilihan gubernur Jawa Barat
dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), setelah sebelumnya
juga urung diusung untuk pemilihan gubernur Jakarta.
Serangkaian
laporan yang beredar menyebutkan, peran 'tangan kuat' yang berada di
balik kegagalan Anies Baswedan. Nama Mulyono yang akhir-akhir ini
populer merujuk nama kecil presiden Jokowi, dituding sebagai tangan kuat
yang melakukan intervensi tersebut.
Namun sikap optimis pelaku
pasar di Jakarta terlihat tak goyah oleh kabar dari perpolitikan
tersebut. Optimisme akhirnya bertahan, dan akumulasi saham berlanjut
untuk melonjakkan indeks harga saham gabungan (IHSG) semakin tinggi.
Kinerja saham BMRI, dengan demikian sukses menjinakkan sentimen Mulyono
yang sedang populer. IHSG kemudian menutup sesi pekan ini dengan
meloncat 0,57 persen di 7.670,7 atau dekat dengan level psikologis nya
di 7.700.
Selain saham BMRI, kinerja hijau IHSG juga dikontribusi
oleh sejumlah saham unggulan. Catatan menunjukkan, hampir seluruh saham
unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan menanjak
dalam rentang bervariasi. Diantaranya: BBRI naik 0,48 persen di Rp5.150,
BBNI naik 0,94 persen di Rp5.350, BBCA naik 0,97 persen di Rp10.325,
TLKM naik 0,99 persen di Rp3.060, ADRO naik 1,13 persen di Rp3.560, ASII
naik 0,49 persen di Rp5.100, serta INDF naik 0,73 persen di Rp6.850.
Gerak
positif IHSG kali ini juga mendapatkan sokongan dari hijaunya sesi
perdagangan di Asia. Pantauan menunjukkan, seluruh indeks di Asia yang
naik signifikan. Indeks ASX200 (Australia) melonjak 0,58 persen dengan
menutup di 8.091,9, sementara indeks KOSPI (Korea Selatan) naik tajam
0,45 persen dengan berakhir di 2.674,31, dan indeks Nikkei (Jepang)
menanjak 0,74 persen di 38.647,75.
Laporan lebih lanjut
menyebutkan, sikap optimis pelaku pasar di Asia yang kali ini dilatari
oleh sentimen tak terlalu positif dari Amerika Serikat. Negeri dengan
perekonomian terbesar dunia itu sebelumnya merilis kinerja pertumbuhan
ekonomi kuartal kedua yang sebesar 3 persen, atau lebih tinggi dari
perkiraan sebelumnya di kisaran 2,8 persen. Negeri Paman Sam itu juga
melaporkan data tunjangan pengangguran yang sebesar 231.000 untuk pekan
lalu yang tercatat sedikit lebih tinggi dari perkiraan pelaku pasar di
kisaran 230.000.
Pantauan juga memperlihatkan, indeks Wall Street
yang membukukan gerak mixed menyusul rilis data tersebut. Namun sikap
pelaku pasar di Asia mencoba bertahan optimis menyusul serangkaian rilis
data domestik terkini.