Berita

Polres Tegal mengadakan konferensi pers pembunuhan guru ngaji oleh mantan karyawannya, Kamis (29/8)/Ist

Presisi

Sempat Buron, Polres Tegal Berhasil Bekuk Pembunuh Guru Ngaji

JUMAT, 30 AGUSTUS 2024 | 03:25 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Kabar tentang penangkapan pelaku pembunuhan berencana seorang guru ngaji yang sempat membuat geger masyarakat Tegal akhirnya terungkap. 

Fredi Risdiyanto (33), pelaku yang sebelumnya sempat buron selama dua hari, berhasil dibekuk oleh tim Satreskrim Polres Tegal ketika hendak melarikan diri ke Kabupaten Batang. 

Setelah melakukan pencarian intensif selama dua hari, polisi berhasil melacak keberadaan Fredi saat ia melintas di wilayah Kecamatan Tarub.


Penangkapan tersebut dilakukan pada Selasa (27/8) sekitar pukul 13.30 WIB, setelah polisi menerima informasi dari warga bahwa Fredi terlihat di Desa Margapadang, Kecamatan Tarub.

Kapolres Tegal, AKBP Andi M Indra Waspada Amirullah, dalam konferensi pers di Gedung Tantya Sudhirajati Mapolres Tegal, Kamis (29/8), menjelaskan bahwa penangkapan Fredi bukanlah hal yang mudah. 

"Pelaku sempat berpindah-pindah dari desa satu ke desa lainnya, bahkan sempat singgah di musala atau masjid untuk bersembunyi. Namun berkat kerja keras tim di lapangan dan bantuan informasi dari masyarakat, pelaku akhirnya berhasil kita tangkap," ujar Kapolres Tegal dikutip Kantor Berita RMOLJateng.

Kasus pembunuhan ini sendiri bermula pada Minggu (25/8) sekitar pukul 15.30 WIB. Korban, Nurcholis (45), warga Pedukuhan Cergomas, Kelurahan Pakembaran, Kecamatan Slawi, Tegal, tewas setelah mengalami serangan mendadak dari Fredi di depan rumahnya sendiri. 

Saat itu, korban bersama istri dan anak bungsunya hendak keluar rumah untuk menonton karnaval. Tanpa diduga, ketika pintu rumah dibuka, korban mendapati Fredi sedang tiduran di teras rumahnya. 

Ketika korban mencoba bertanya alasan kedatangan Fredi, tanpa basa-basi Fredi langsung menyerang korban menggunakan sebilah pisau yang diarahkan ke leher korban, menyebabkan luka parah hingga korban tewas di tempat.

AKBP Andi menjelaskan bahwa pembunuhan tersebut sudah direncanakan oleh Fredi. 

"Pelaku diketahui sudah beberapa kali mendatangi rumah korban. Bahkan, pelaku memesan pisau yang digunakan untuk menyerang korban secara online dengan harga Rp285 ribu," terangnya.

Setelah melakukan aksinya, Fredi langsung kabur menggunakan sepeda motornya. Namun, dalam kondisi panik, ia sempat terjatuh. Istri korban yang melihat kejadian tersebut sempat melempar helm ke arah Fredi, namun Fredi tetap berhasil melarikan diri.

Dalam pelariannya, Fredi berusaha menyembunyikan jejak dengan berpindah-pindah tempat. Ia bahkan sempat mengganti pakaiannya dengan pakaian yang diberikan oleh warga. 

Menurut Kasat Reskrim Polres Tegal, AKP Suyanto, Fredi juga sempat meminta uang kepada warga untuk digunakan sebagai biaya kabur ke Kabupaten Batang. 

"Pada saat penangkapan, pelaku memang sedang berusaha meminta uang kepada warga yang ditemuinya," jelas AKP Suyanto.

Setelah berhasil diamankan, Fredi langsung dibawa ke Polres Tegal untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dalam pemeriksaan awal, muncul dugaan bahwa Fredi mengalami gangguan kejiwaan. Namun, hal ini masih dalam pendalaman oleh pihak kepolisian dengan melibatkan dokter kejiwaan. 

"Kami memang sempat mendapat informasi bahwa pelaku ada gangguan kejiwaan, tapi hal ini masih kami dalami bekerja sama dengan rumah sakit," ungkap AKP Suyanto.

Lebih lanjut, Fredi diketahui belum menikah dan sempat bekerja di tempat pemotongan ayam milik korban. Setelah tidak bekerja lagi, Fredi lebih banyak menghabiskan waktu di kamar dan bermain handphone. 

"Pelaku juga dikenal suka mengoleksi senjata tajam. Di rumahnya, kami menemukan empat pisau sejenis yang mirip dengan pisau yang digunakan untuk membunuh korban," tambahnya.

Atas perbuatannya, Fredi dikenakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup, atau paling lama 20 tahun penjara. Barang bukti yang diamankan termasuk pisau yang digunakan, sepeda motor, helm, dan pakaian yang dikenakan pelaku saat melakukan aksi kejinya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya