Berita

Rumput laut/Ist

Bisnis

Butuh Sentuhan Sarjana Kembangkan Lima Komoditas Unggulan Ekspor

SELASA, 27 AGUSTUS 2024 | 05:15 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) untuk bersama-sama pemerintah mengembangkan potensi perikanan budidaya berkelanjutan, khususnya pada lima komoditas unggulan ekspor, yakni udang, rumput laut, tilapia, lobster dan kepiting.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan agar ISPIKANI turut mengawal dan melaksanakan pengelolaan perikanan Indonesia menjadi episentrum pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045. 

“Optimalkan perikanan dengan menempatkan ekologi sebagai panglima dan Ekonomi Biru harus menjadi mainstream dalam penyusunan kebijakan, riset dan inovasi teknologi serta pengembangan ekonomi dan industri di Indonesia terutama untuk mencapai triple win yaitu Ocean Health, Ocean Wealth, dan Ocean Prosperity,” kata Menteri Trenggono dalam  keterangan yang diterima redaksi, Senin (26/8).

Sementara Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu mengatakan pengembangan budidaya lima komoditas perikanan tersebut karena besarnya potensi, serta tingginya kebutuhan protein di masa depan. 

Food and Agriculture Organization (FAO) telah memprediksi populasi dunia akan tumbuh lebih dari 30 persen pada tahun 2050. Pertumbuhan tersebut tentunya akan diikuti peningkatan kebutuhan protein global hingga 70 persen. Sementara FAO sudah mempublikasi bahwa kebutuhan protein akan semakin sulit dipenuhi dari subsektor perikanan tangkap. Sehingga subsektor perikanan budidaya menjadi faktor penting yang didorong untuk menghadapi pertumbuhan populasi penduduk dan kebutuhan protein. 

“Menghadapi tantangan besar dalam menjaga ketahanan dan keamanan pangan, utamanya asupan protein. KKP mengajak ISPIKANI bersama-sama pemerintah dalam mengupayakan pengembangan perikanan budidaya di laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan sebagaimana tertuang dalam program ekonomi biru KKP,” tegas Dirjen Tebe.

Dia menegaskan, peluang pengembangan perikanan budidaya di laut, pesisir dan darat sangat terbuka lebar. Indonesia memiliki potensi lahan perikanan budidaya diperkirakan mencapai 17,91 juta Hektare, yang terdiri dari 2,96 juta Hektare air payau, 2,83 juta Hektare air tawar, dan 12,12 juta Hektare air laut. Saat ini, pemanfaatan lahan baru mencapai 6 persen.

“ISPIKANI harus terus memberikan sumbangasih pemikiran dalam menghadapi tantangan pengembangan perikanan budidaya seperti diantaranya bersama-sama dalam menata kawasan budidaya, mengoptimalkan penerapan sertifikasi CPIB, CBIB, CPPIB, CPOIB dan CDOIB serta membantu proses perizinan,” jelasnya.

Dirjen Tebe kembali menyampaikan bahwa lima komoditas unggulan perairan laut Indonesia punya potensi besar kedepannya. Proyeksi dari Future Market Insights mengungkapkan besarnya peluang pasar global untuk 5 komoditas unggulan tersebut. Nilai pasar global untuk udang tahun 2024 diproyeksi mencapai 64,8 miliar Dolar AS, sementara untuk 10 tahun mendatang diproyeksi bisa mencapai hingga 149 miliar Dolar AS.
 
Kemudian rumput laut memiliki potensi pasar global, pada tahun 2024 diprediksi mencapai 7,8 miliar Dolar AS, sementara pada tahun 2033 diproyeksi mencapai 19,6 miliar Dolar AS. 

Untuk komoditas Tilapia juga memiliki potensi besar, nilai pasar global untuk tilapia pada tahun 2024 diproyeksi mencapai 14,4 miliar Dolar AS. Sementara pada 10 tahun mendatang, diprediksi Tilapia bisa mencapai 23 miliar Dolar AS. Begitu juga untuk komoditas kepiting dan lobster. Tahun 2024, nilai pasar global untuk lobster diprediksi bisa mencapai 8,7 miliar Dolar AS.

“KKP telah melakukan beberapa terobosan dalam menghadapi tantangan dan menangkap peluang investasi di bidang subsektor perikanan budidaya seperti modeling kawasan di Kebumen, Wakatobi, Karawang, dan revitalisasi kawasan. Selain itu juga melalui program kampung perikanan budidaya seperti penyediaan sarana prasarana dan pengembangan infrastruktur. Dalam mendongkrak peningkatan produksi komoditas unggulan orientasi ekspor, KKP juga terus berupaya dalam pencegahan dan pengendalian penyakit ikan serta mendorong optimalisasi sertifikasi Perikanan Budidaya,” tegas Tebe.

Dirjen Tebe juga meminta ISPIKANI untuk membantu meningkatkan kompetensi akademisi yang berdaya saing seperti memiliki kemampuan yang diperlukan industri, berpikir kritis, taktis, ahli berkomunikasi dan beradu ide. 

Selain itu juga harus menguasai dunia digital dan sosial media serta kemampuan dalam berbahasa asing. Sementara bagi pelaku usaha perikanan juga harus memiliki kemampuan dalam entrepreneurship spirit, business innovation dan digital mindset.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya