Berita

Ketua Umum JMSI, Teguh Santosa di Bandara Internasional Xiamen, China/RMOL

Publika

Saksi Terbaik

SENIN, 26 AGUSTUS 2024 | 10:55 WIB | OLEH: TEGUH SANTOSA

SETELAH Boeing 737-800 yang dioperasikan Shandong Airlines SC2154 dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng mendarat mulus di Bandara Internasional Xiamen, saya buru-buru ke imigrasi dan mengambil bagasi.

SC2154 mendarat di Terminal 3, sementara pesawat yang akan membawa saya ke Chongqing, Hainan Airlines HU7412, akan terbang dari Terminal 4.

Tadi malam rute penerbangan saya dari Jakarta ke Chongqing via Hong Kong dengan Cathay Pacific mengalami perubahan benar-benar di menit terakhir.

Tanpa disengaja, ada miskomunikasi, katanya, tiket yang saya pegang sudah dibatalkan. Untunglah teman-teman di Chongqing masih terjaga untuk memantau perjalanan saya.

Dengan sat-set mereka menemukan penerbangan baru tadi malam juga. Saya sudah menawarkan agar penerbangan saya ditunda satu hari. Tapi mereka, selain meminta maaf atas miskom itu, juga bersikeras agar saya tiba sesuai jadwal.

“Anda terlalu penting untuk melewatkan kegiatan hari pertama,” ujar teman di seberang sana yang saya kira sekadar menggoda. Ini pernyataan maaf versi yang lain. Kami bicara lewat voice call WeChat.

Saat saya menuliskan cerita ringan ini, semuanya sudah set. Saya sudah check in dan sekarang sedang mengambil napas sebentar menunggu penerbangan selanjutnya sekitar 2 jam lagi.

Ini kali kedua saya singgah di bandara Xiamen. Pengalaman pertama tahun 2015, dalam perjalanan dari Jakarta ke Beijing dengan Xiamen Airlines. Tak banyak yang saya ingat tentang bandara ini karena penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan ke Beijing hanya transit sekitar 30 menit.

Sementara pagi ini saya berkesempatan untuk sedikit mengeksplorasi bandara setelah keluar dari pemeriksaan imigrasi dan mengambil bagasi.

Seperti di hampir semua bandara yang saya singgahi, Bandara Internasional Xiamen ini pun tidak sekadar hub transportasi. Ia juga platform yang digunakan untuk mempertontonkan budaya dan sejarah lokal.

Di salah satu sisi di lantai keberangkatan dipamerkan suasana Xiamen di awal-awal pembukaannya sebagai kota pelabuhan tahun 1843 yang memperlihatkan pertemuan tradisi masyarakat setempat saat itu dengan budaya Barat (Eropa) yang mendatangi mereka.

“Sejarah selalu merupakan saksi terbaik peradaban. Adalah sejarah yang membuat Xiamen humanistik,” begitu antara lain tertulis di plakat di pojok display.

Secara administratif, Xiamen adalah kota sub-provinsial dari Fujian, yang berbatasan dengan Zhangzhou di barat laut dan Quangzhou di utara. Xiamen yang kini dibagi ke dalam enam distrik, Huli, Siming, Jimei, Tong’an, Haicang, dan Xiang’an, meliputi wilayah seluas 1.700 kilometer persegi dengan penduduk sekitar 5,1 juta jiwa.

Aslinya, Xiamen adalah sebuah pulau yang dalam dialek Hokian disebut Pulau Amoy. Luasnya hanya sekitar 155 kilometer persegi. Ia terletak persis di Selat Taiwan dan hanya berjarak beberapa kilometer dari Pulau Kinmen Kecil yang dikuasai Republik China atau Taiwan.

Pamor Xiamen semakin moncer sebagai hub internasional setelah di era 1980an pemimpin tertinggi RRC saat itu, Deng Xiaoping, memperkenalkan kebijakan reformasi dan keterbukaan atau gaige kaifang.

Model kebijakan Deng Xiaoping yang didasarkan pada sosialisme dengan karakter China inilah yang menjadi pondasi dari kebijakan pemerintahan China selanjutnya, termasuk tentu saja di era Xi Jinping kini.

Penulis adalah Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI)

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

KPK Ngeles Soal Periksa Keluarga Jokowi

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:34

Indonesia Tak Boleh Terus Gelap!

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:33

Kepada Ketua DPRD, Tagana Kota Bogor Sampaikan Kebutuhan Ambulans

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:20

Kepala Daerah yang Tak Ikut Retret Perlu Dikenakan Sanksi

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:19

DPP Golkar Didesak Batalkan SK Pengangkatan Ketua DPRD Binjai

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:15

Tantangan Anak Muda Bukan Hanya Cita-cita, Tetapi Ancaman Penyalahgunaan Narkoba

Jumat, 21 Februari 2025 | 19:02

Bareskrim Ungkap Jaringan Judol Internasional Beromzet Ratusan Miliar

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:54

HIPMI Yakin Kaltara Bisa Maju di Bawah Kepemimpinan Zainal-Ingkong

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:49

Nusron Pecat 6 Pegawai Pertanahan Bekasi

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:44

GAK LPT Desak Presiden Terbitkan Perppu Cabut UU KPK

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:32

Selengkapnya