Berita

Foto yang disediakan oleh MSF (Doctors Without Borders) tertanggal 31 Mei 2023 ini memperlihatkan petugas kesehatan memberikan edukasi kepada anak-anak tentang gejala penyakit mpox di Goma, Kongo/AP

Dunia

WHO Tetapkan Wabah Mpox Afrika sebagai Darurat Kesehatan Global

KAMIS, 15 AGUSTUS 2024 | 09:24 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Seiring dengan peningkatan kasus cacar monyet (mpox) hingga 160 persen di benua Afrika, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (15/8) menetapkan status darurat kesehatan global terkait penyakit tersebut.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menilai wabah mpox di Afrika sangat mengkhawatirkan sehingga perlu penanganan serius melalui penetapan status darurat ini.

“Ini adalah sesuatu yang seharusnya menjadi perhatian kita semua. Potensi penyebaran lebih lanjut di Afrika dan sekitarnya sangat mengkhawatirkan,” tegasnya, seperti dimuat Associated Press.


Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Uni Afrika (Africa CDC) sebelumnya menyatakan wabah mpox di kawasan tersebut sudah menjadi darurat kesehatan dengan lebih dari 14.000 kasus tercatat dan 542 orang meninggal dunia tahun ini.

"Mpox terdeteksi di 13 negara tahun ini, dan lebih dari 96 persen dari semua kasus dan kematian terjadi di Kongo. Kasus meningkat 160 persen dan kematian meningkat 19 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya," ungkap laporan CDC Africa.

Pejabat di CDC Afrika mengatakan hampir 70 persen kasus di Kongo terjadi pada anak-anak di bawah usia 15 tahun, yang juga menyebabkan 85 persen kematian.

Jacques Alonda, seorang ahli epidemiologi yang bekerja di Kongo dengan badan amal internasional mengaku khawatir tentang penyebaran mpox di kamp-kamp pengungsi di wilayah timur negara yang dilanda konflik.

"Kasus terburuk yang pernah saya lihat adalah kasus bayi berusia enam minggu yang baru berusia dua minggu ketika ia tertular mpox," kata Alonda, seraya menambahkan bahwa bayi tersebut telah dirawat selama sebulan.

"Ia terinfeksi karena rumah sakit yang penuh sesak membuat ia dan ibunya terpaksa berbagi kamar dengan orang lain yang terjangkit virus tersebut, yang tidak terdiagnosis," kata dia lagi.

Save the Children mengatakan bahwa sistem kesehatan Kongo telah runtuh karena tekanan kekurangan gizi, campak, dan kolera.

Pada tahun 2022, WHO menyatakan mpox sebagai keadaan darurat global setelah menyebar ke lebih dari 70 negara yang sebelumnya tidak melaporkan mpox, sebagian besar memengaruhi pria gay dan biseksual.

Dalam wabah itu, kurang dari 1 persen pasien terinfeksi meninggal.

Awal tahun ini, para ilmuwan melaporkan munculnya varian baru mpox yang lebih mematikan, yang dapat membunuh hingga 10 persen orang, di kota pertambangan Kongo yang mereka khawatirkan dapat menyebar lebih mudah.

??Mpox sebagian besar menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, termasuk melalui hubungan seks.

Tidak seperti wabah mpox sebelumnya, di mana lesi sebagian besar terlihat di dada, tangan, dan kaki, bentuk baru ini menyebabkan gejala dan lesi yang lebih ringan pada alat kelamin.

Itu membuatnya lebih sulit untuk dideteksi, yang berarti orang mungkin juga menularkan penyakit kepada orang lain tanpa mengetahui bahwa mereka terinfeksi.

Menurut seorang profesor kedokteran di London School of Hygiene and Tropical Medicine, Michael Marks, status darurat mpox di Afrika diperlukan guna menghasilkan lebih banyak dukungan untuk mengatasinya.

"Ini adalah kegagalan komunitas global yang menyebabkan keadaan menjadi seburuk ini untuk menyalurkan sumber daya yang dibutuhkan," ujarnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya