Berita

Indeks DAX/Tangkapan layar RMOL

Bisnis

Waspadai Inflasi AS, Bursa Ekuitas Eropa Cenderung Melemah

SELASA, 13 AGUSTUS 2024 | 08:38 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Indeks saham acuan Eropa melemah bersamaan dengan investor yang bersiap menyambut angka inflasi Amerika Serikat (AS) untuk menyiapkan kebijakan moneter Federal Reserve. 

Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup turun tipis 0,02 persen atau 0,11 poin menjadi 499,08 pada Senin (12/8) atau Selasa dini hari (13/8) WIB. 

Reuters melaporkan, penurunan terjadi setelah kinerja yang lemah minggu lalu saat bursa di seluruh benua itu bangkit dari aksi jual tajam aset berisiko karena kekhawatiran resesi AS. 

Di Jerman, Indeks DAX naik 0,02 persen atau 3,59 poin menjadi 17.726,47 dan FTSE 100 Inggris menguat 0,52 persen atau 42,15 poin menjadi 8.210,25. 

Sedangkan CAC Prancis melorot 0,26 persen atau 19,04 poin menjadi 7.250,67.

Sektor yang mengalami kenaikan didominasi oleh energi dan sumber daya, seiring dengan lonjakan harga minyak dan logam. Sektor real estat justru terpukul, turun 0,9 persen.

Saham asuransi mengalami kenaikan, dimana Hannover Re melambung 5 persen setelah perusahaan reasuransi Jerman itu melaporkan kinerja yang lebih baik dari perkiraan.

Investor fokus pada harapan pemangkasan suku bunga oleh the Fed, terutama setelah kekhawatiran resesi di Amerika Serikat memicu aksi jual pasar global minggu lalu, yang kemudian sebagian diimbangi oleh data ketenagakerjaan yang menggembirakan. 

JD Sports Fashion anjlok 4 persen setelah Deutsche Bank men-downgrade rating saham pengecer pakaian olahraga Inggris itu menjadi "sell" dari "hold".

Volume perdagangan pada Agustus diperkirakan relatif lebih rendah karena banyak pelaku pasar yang liburan musim panas.

Analis Rabobank, Benjamin Picton, mengatakan bahwa perhitungan pasar menunjukkan trader tetap gelisah tentang penilaian suku bunga kebijakan. 

"Volatilitas pekan lalu mungkin berfungsi sebagai peringatan bahwa kita sepertinya hanya berjarak satu atau dua angka yang buruk dari kekacauan lebih lanjut," katanya. 

The Fed akan bertemu pada 18-19 September dan trader memperkirakan peluang 46 persen untuk pemangkasan 50 basis poin.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya