Berita

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo/Repro

Politik

Jokowi Si Pinokio Jawa

SENIN, 12 AGUSTUS 2024 | 22:40 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Meski secara eksplisit tidak menyebut nama namun secara implisit tulisan cendekiawan kebhinekaan Dr Sukidi di kolom Majalah Tempo benar-benar dimaksudkan untuk Presiden Jokowi. Dia menisbatkan Jokowi sebagai Pinokio Jawa.

"Ia bermula dari tukang kayu dan berakhir sebagai penguasa tiran populis. Ia mempraktikkan kebohongan politik melalui tampilan kepribadian Jawa yang santun dan merakyat," tulis doktor lulusan Universitas Harvard itu seperti dikutip RMOL, Senin (12/8).

Mayoritas rakyat, sebut Sukidi, tertipu oleh kebohongan Pinokio Jawa yang diekspresikan dengan kesantunan dan kebaikan politik yang karikatural.

Dengan mempraktikkan kebohongan dalam realpolitik, kata anak seorang petani dari Sragen, Jawa Tengah itu, Pinokio Jawa menjungkirbalikkan tatanan moral yang dianut sebagai konsensus bersama dalam kehidupan republik. Batas-batas moral yang tegas antara baik dan buruk, benar dan salah, publik dan personal, berjempalitan.

Di ujung kekuasaannya, kata Sukidi, si Pinokio Jawa mewariskan kultur kebohongan dalam politik tanpa ada sedikitpun rasa bersalah. Ia mempraktikkan kebohongan demi kebohongan dalam politik sebagai strategi permainan kotor untuk mempertahankan kekuasaan.

"Realpolitik yang dipraktikkan dan dirutinkan selama ini melalui politik kebohongan menempatkan Pinokio Jawa sebagai ikon pembohong terbesar," tulis Sukidi lagi.

"Pinokio Jawa menjadikan kebohongan politik sebagai bagian sentral dari karakternya," tambahnya.

Pinokio Jawa, tambahnya lagi, memimpin republik bukan dengan keutamaan publik melainkan dengan kebohongan, korupsi, nepotisme, dan berbagai praktik kejahatan lain. Praktik yang sudah terlanjur banal ini pun diterima luas sebagai kewajaran tanpa rasa malu selamanya.

"Saya pun masygul melihat mayoritas rakyat, terutama kaum intelektual dan ulama yang tersihir oleh fatamorgana duniawi, menerima banalitas kebohongan, nepotisme dan otoritarianisme Pinokio Jawa sebagai kebiasaan dan kewajaran umum dalam politik," demikian tulis Sukidi dalam kolom Tempo, 11 Agustus 2024.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Razia Balap Liar: 292 Motor Disita, 466 Remaja Diamankan

Senin, 03 Februari 2025 | 01:38

Pemotor Pecahkan Kaca Mobil, Diduga karena Lawan Arah

Senin, 03 Februari 2025 | 01:29

PDIP: ASN Poligami Berpeluang Korupsi

Senin, 03 Februari 2025 | 01:04

Program MBG Dirasakan Langsung Manfaatnya

Senin, 03 Februari 2025 | 00:41

Merayakan Kemenangan Kasasi Vihara Amurva Bhumi Karet

Senin, 03 Februari 2025 | 00:29

Rumah Warga Dekat Pasaraya Manggarai Ludes Terbakar

Senin, 03 Februari 2025 | 00:07

Ratusan Sekolah di Jakarta akan Dipasang Water Purifire

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:39

Manis di Bibir, Pahit di Jantung

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:18

Nasdem Setuju Pramono Larang ASN Poligami

Minggu, 02 Februari 2025 | 23:03

Opsen Pajak Diterapkan, Pemko Medan Langsung Pasang Target Rp784,16 Miliar

Minggu, 02 Februari 2025 | 22:47

Selengkapnya