Pangkalan Ain al-Assad di Irak barat menampung pasukan Amerika serta personel dari koalisi pimpinan Amerika melawan kelompok jihad ISIS/AFP
Pangkalan Udara Amerika Serikat Ain al-Asad di Irak menjadi sasaran roket pada Senin malam (5/8).
Pejabat pertahanan AS menyebut serangan itu melibatkan dua roket yang menghantam bagian dalam perimeter pangkalan militer.
Dikatakan, serangan terhadap Ain al-Asad merupakan yang kedua kalinya terjadi dalam tiga Minggu terakhir. AS menuduh pelakunya adalah militan Irak yang didukung Iran.
"Sedikitnya lima orang terluka dalam serangan dan yang terluka termasuk pasukan dan kontraktor AS," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat
New York Times.
Hantaman roket itu terjadi saat ketegangan meningkat di Timur Tengah, di mana Israel dan sekutu Baratnya bersiap menghadapi serangan balasan dari Iran sebagai tanggapan kematian petinggi Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran dan seorang pemimpin Hizbullah, Fouad Shukr, di pinggiran selatan Beirut pekan lalu.
Israel mengaku membunuh Shukr, tetapi tidak memberikan komentar apapun tentang serangan di Iran.
Pejabat Iran dan Hamas berulangkali menuduh Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh.
Mereka bersumpah akan melakukan pembalasan dan itu akan melibatkan proksi Iran, termasuk Hizbullah, Houthi di Yaman, dan militan di Irak.
Namun tidak jelas apakah serangan roket di Pangkalan Udara al-Asad merupakan bagian dari respons tersebut atau memang aktivitas militan Irak yang berusaha mengusir AS dari negara itu.
Ada sekitar 2.500 tentara AS di Irak, serta 900 di Suriah, tempat kelompok ISIS kembali aktif.
Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris telah diberi pengarahan tentang serangan itu dan telah membahas langkah-langkah lanjutan.