Wakil juru bicara PBB, Farhan Haq/Reuters
Setelah melakukan penyelidikan, PBB akhirnya memutuskan memecat sembilan staf badan pengungsi Palestina (UNRWA) yang diduga membantu Hamas menyerang Israel Selatan Oktober lalu.
Wakil juru bicara Farhan Haq mengungkap temuan Kantor Layanan Pengawasan Internal PBB yang telah menyelidiki 19 staf UNRWA, di mana sembilan di antaranya terbukti terlibat dengan Hamas.
"Bagi sembilan orang, bukti sudah cukup untuk menyimpulkan bahwa mereka mungkin terlibat dalam serangan ketujuh Oktober," ungkap Haq, seperti dikutip dari
Reuters pada Selasa (6/8).
Sayangnya, Haq tidak mengungkap identitas atau rincian kesalagab staf PBB yang ditangkap, tetapi menyebut semuanya berjenis kelamin laki-laki.
“Bagi kami, setiap partisipasi dalam serangan tersebut merupakan pengkhianatan besar terhadap jenis pekerjaan yang seharusnya kami lakukan atas nama rakyat Palestina," tegasnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa meluncurkan penyelidikan setelah Israel menuduh pada bulan Januari bahwa 12 staf UNRWA ikut serta dalam serangan Hamas yang memicu perang Gaza.
Tujuh kasus lainnya dilaporkan ke PBB pada bulan Maret dan April.
Australia dan belasan negara lain menghentikan pendanaan untuk UNRWA pada bulan Januari menyusul tuduhan tersebut.
Israel meningkatkan tuduhannya pada bulan Maret, dengan mengatakan lebih dari 450 staf UNRWA adalah anggota militer dalam kelompok teroris Gaza.
UNRWA mempekerjakan 32.000 orang di seluruh wilayah operasinya, 13.000 di antaranya bertugas di Gaza.
Hasil investigasi awal yang dilakukan PBB terhadap UNRWA pada 21 Maret lalu menyebut lembaga kemanusiaan itu telah menerapkan sejumlah mekanisme dan prosedur untuk memastikan kepatuhan terhadap Prinsip Netralitas Kemanusiaan.
Namun ditemukan beberapa bidang yang perlu penanganan lebih lanjut.