Berita

Foto ilustrasi (Thehill.com)

Bisnis

Blok Medan Serang Jokowi, IHSG Segera Lengser?

SENIN, 05 AGUSTUS 2024 | 16:39 WIB | OLEH: ADE MULYANA

Pekan yang menegangkan dan penuh kepanikan akhirnya tiba di pasar global. Usai menjalani serangkaian rally yang mengesankan hingga mengangkat indeks untuk mencetak serangkaian rekor tertingginya sepanjang sejarah, pelaku pasar kini mulai menatap cemas berbagai perkembangan ekonomi terkini.

Sejumlah rilis data terkini menunjukkan situasi suram hingga menghantarkan kepanikan. Data indeks PMI manufaktur AS untuk bulan Juli dilaporkan hanya sebesar 46,6 yang sekaligus merupakan catatan buruk Indeks PMI dalam 20 bulan terakhir. Besaran Indeks di bawah 50 mengindikasikan terjadinya kontraksi pada aktivitas manufaktur di negeri dengan perekonomian terbesar dunia itu. Data tersebut semakin suram dengan laporan terkini lainnya yang menyebutkan tambahan tenaga kerja AS yang hanya mencapai 114.000 untuk bulan Juli. Capaian tersebut jauh di bawah ekspektasi pasar di kisaran 175.000.

Rangkaian data buruk ini kemudian semakin lengkap dengan laporan besaran tunjangan pengangguran yang melonjak dan tingkat pengangguran yang bertengger di 4,3 persen. Investor akhirnya dihantarkan pada simpulan bahwa perekonomian sedang rawan menuju resesi. Lebih jauh pelaku pasar juga menuding, Bank Sentral AS,The Fed yang terlalu lama atau lambat dalam menurunkan suku bunga nya hingga rangkaian data suram tersebut muncul. Tekanan jual secara brutal akhirnya terjadi hingga membabat seluruh Indeks Wall Street dalam penutupan akhir pekan lalu.

Indeks DJIA runtuh 1,51 persen dengan menutup sesi di 39.737,26, sementara indeks S&P500 terpangkas 1,84 persen di 5.346,56, dan indeks Nasdaq longsor 2,43 persen di 16.776,16. Pantauan terkini di sesi perdagangan pre-market juga menunjukkan Indeks Wall Street yang masih melanjutkan gerak turun signifikan hingga Senin pagi ini waktu Indonesia Barat.

Akibat dari keruntuhan kali ini, Indeks Nasdaq mulai membentuk tren pelemahan yang solid yang sekaligus mengindikasikan gerak runtuh lebih lanjut di hari-hari kedepan. Chart berikut memperlihatkan Indeks Nasdaq yang segera masuk dalam tren pelemahan jangka menengah:


Pantauan terkini tim riset RMOL menunjukkan, indikator MACD pada indeks Nasdaq yang bahkan kini telah berada pada signal jual yang kukuh dengan ditopang indikator Average true range.

Kesuraman ini, dipastikan segera menjalar hingga sesi perdagangan di Asia dalam membuka pekan ini Senin, 5 Agustus 2024. Laporan terkini menunjukkan, seluruh indeks di Bursa Saham Utama Asia yang mulai berguguran dalam rentang signifikan. Indeks Nikkei (Jepang) rontok 6,11 persen di 33.715, sementara indeks ASX200 terjungkal 2,52 persen di 7.742,7, dan indeks KOSPI (Korea Selatan) tenggelam 3,7 persen di 2.577,15.

Investor di Bursa global kini mencoba menggantungkan sentimen terbaru dari rilis data indeks PMI sektor jasa di AS yang akan dirilis malam nanti. Kinerja buruk data tersebut akan menjadi pukulan yang semakin dalam pada Bursa Saham, namun rilis data yang positif diyakini hanya sekedar mampu menahan pesimisme.

Sentimen kesuraman yang nyaris sempurna kali ini juga diyakini akan segera menjalar hingga sesi perdagangan di Jakarta pagi Ini. Investor di Jakarta terlihat sulit menghindar dari irama suram Bursa global, pelaku pasar di Jakarta kini berharap rilis data pertumbuhan ekonomi kuartalan yang akan dirilis jam 11.00 wib nanti sebagai gantungan untuk setidaknya menahan pesimisme yang telah hinggap. Sentimen domestik lain yang muncul, barangkali hanya terkait dengan situasi politik terkini, di mana dalam sebuah persidangan akhir pekan lalu, terdakwa kasus korupsi mantan gubernur Maluku Utara, menyeret putri dan menantu Presiden Jokowi dengan menyebut istilah blok Medan. Situasi ini dengan mudah menyerang citra populer Jokowi yang selama ini lekat sebagai sosok sederhana.

Secara keseluruhan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diyakini sangat rawan dalam membuka sesi perdagangan pekan ini. Gerak turun dalam rentang tajam alias lengser, sangat mungkin mendera IHSG. Dan rilis data pertumbuhan ekonomi akan menjadi pertaruhan penting. Kinerja pertumbuhan yang sesuai ekspektasi akan setidaknya mampu menghambat penurunan IHSG lebih parah, sebaliknya bila data pertumbuhan di bawah ekspektasi pasar akan menjadi pukulan tambahan bagi IHSG untuk terperosok lebih tajam. Namun situasi berbeda diperkirakan terjadi pada nilai tukar Rupiah.

Rilis data perekonomian terkini AS akhir pekan lalu yang jauh dari memuaskan, menjadikan mata uang paman sam jatuh hingga di titik terlemahnya dalam empat bulan terakhir. Situasi ini tentu akan menjadi peluang besar bagi Rupiah untuk melanjutkan gerak penguatan nya sebagaimana telah terjadi pada sejumlah besar mata uang utama Dunia.

Pantauan Senin pagi waktu Indonesia Barat menunjukkan, di luar Dolar Kanada, seluruh mata uang utama Dunia mampu melakukan gerak balik penguatan yang signifikan. Rupiah akan semakin prospektif bila rilis data pertumbuhan ekonomi memuaskan pelaku pasar.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya