Bursa Asia anjlok pada awal perdagangan Jumat pagi (2/8), pukul 08.21 WIB.
Indeks Nikkei 225 anjlok sebesar 5,02 persen ke 36.212,39. Sedangkan, indeks Hang Seng melemah 1,62 persen ke 17.025,26.
Indeks Taiex melemah 2,91 persen menjadi 21.982,97 dan Kospi turun 2,58 persen ke 2.706,09, sementara indeks S&P/ASX 200 turun 2,14 persen ke 7.940,9.
Indeks ASX 200 di Australia merosot 2,02 persen, usai sentuh level tertinggi.
Sejumlah saham alami koreksi termasuk Softbank Group yang anjlok lebih dari 7 persen.
Saham Mitsui dan Marubeni turun lebih dari 9 persen dan 7 persen. Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang merosot dengan imbal hasil acuan obligasi bertenor 10 tahun turun di bawah angka 1 persen dan mencapai level terendah sejak 20 Juni 2024.
Suramnya bursa Asia terjadi setelah wall street anjlok pada penutupan Kamis waktu setempat. Tiga indeks acuan di Amerika Serikat (AS) melemah karena kekhawatiran resesi.
Indeks Dow Jones merosot 1,21 persen. Indeks S&P 500 turun 1,37 persen dan indeks Nasdaq merosot 2,3 persen.
Data manufaktur yang lemah menimbulkan keraguan terhadap perekonomian AS, berlawanan dengan optimisme mengenai potensi penurunan suku bunga Federal Reserve.
"Pasar mungkin mulai khawatir bahwa perekonomian melambat ke titik di mana kita mungkin melihat resesi delapan hingga 12 bulan dari sekarang," kata Peter Cardillo dari Spartan Capital, yang juga mencatat bahwa klaim pengangguran melampaui perkiraan.