Berita

Analis Geopolitik Timur Tengah, Dina Sulaeman/Repro

Dunia

Pengamat: Kematian Ismail Haniyeh Bisa Picu Perang Regional

RABU, 31 JULI 2024 | 16:02 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Serangan yang menewaskan salah satu petinggi Hamas, Ismail Haniyeh di Iran, diprediksi mampu memicu perang di kawasan Timur Tengah.

Hal itu disampaikan oleh Analis Geopolitik Timur Tengah Dina Sulaeman dalam sebuah pernyataan pada Rabu (31/7).

Dia mengaku terkejut dengan kematian Haniyeh, terlebih diumumkan tak lama setelah ada laporan bahwa salah satu komandan tertinggi Hizbullah, Fuad Shukr diklaim telah tewas akibat serangan Israel di Beirut hari Selasa (30/7).


Beberapa bulan lalu, Iran juga kehilangan presiden mereka, Ebrahim Raisi dalam sebuah kecelakaan pesawat di daerah perbatasan.

"Dengan demikian tokoh-tokoh yang ada di garis depan perlawanan terhadap Israel atau disebut act of resistance betul-betul mengalami serangan yang luar biasa," ungkap Dina.

Terkait pelaku pembunuhan Haniyeh, Dina memiliki dugaan kuat kejahatan itu dilakukan oleh Dinas Intelijen Rahasia Israel Mossad.

"Asumsi terkuatnya pelakunya adalah Mossad karena karena Israel adalah pihak yang diuntungkan dari tokoh-tokoh yang syahid ini," ujarnya.

Dina memiliki kekhawatiran insiden itu akan memicu perang regional karena saat dibunuh, Haniyeh merupakan tamu yang diundang menghadiri acara pelantikan presiden terpilih Iran, Masoud Pezeshkian.

"Dampaknya, saya khawatir ini akan memicu perang regional karena dia adalah tamu VVIP di sebuah negara Iran," ungkapnya.

Melihat bagaimana Hizbullah juga telah bersumpah untuk membalaskan kematian tokoh pentingnya, menurut Dina, aksi saling balas sangat mungkin terjadi.

"Sehingga saya pikirkan terjadi serangan balasan baik dari Hizbullah maupun Iran tinggal menunggu waktu," kata Dina.

Menurut Dina aksi balasan itu harus dilakukan karena jika tidak, Iran dan Hizbullah akan mempertaruhkan hal yang sangat besar yakni penurunan spirit perlawanan terhadap Israel.

"Saya pikir pertaruhannya sangat besar seandainya Iran maupun Hizbullah tidak melakukan pembalasan karena berdampak pada spirit perlawanan terhadap Israel," paparnya.

Kendati demikian, Dina menilai serangan itu tidak dilakukan secara asimetris atau negara melawan negara melainkan melibatkan intelijen rahasia seperti yang dilakukan Israel di Iran dan Lebanon.

"Bisa jadi serangan dilakukan oleh agen intelijen Iran dan Hizbullah," tandasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya