Berita

Kolase Cak Imin vs Gus Yahya/RMOLJatim

Politik

Sulit Kembalikan PKB ke Jalur PBNU Sekarang

SELASA, 30 JULI 2024 | 11:39 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Mengembalikan marwah Nahdlatul Ulama (NU) sebelum munculnya PKB, dipastikan akan sulit dilakukan. 

Pasalnya, kemelekatan warga NU terhadap PKB tidak akan bisa dipisahkan, mengingat Ketua Umum PBNU saat itu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mendirikan PKB usai Reformasi 1998.

Alhasil, NU dan PKB pun bagai pinang dibelah dua sebagai kendaraan politik dan budaya dalam memperjuangkan prinsip-prinsip keislaman dan keindonesiaan.

Bisa jadi saat itu (era Gus Dur) arah politik PBNU juga merupakan kiblat PKB dan sebaliknya.    

Namun PBNU dulu (era Gus Dur) tentunya berbeda dengan era saat ini. Begitu juga dengan PKB yang saat ini dipimpin oleh keponakan Gus Dur, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. 

Analis politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menuturkan PKB telah menjelma sebagai partai politik besar dengan basis nahdliyin di Indonesia yang di dalamnya terdapat sejumlah kader NU.

"Tidak gampang atau agak sulit mengembalikan NU ke jalur PBNU sekarang. Karena PKB ya PKB, PBNU ya PBNU," kata Adi ketika berbincang dengan RMOL, Selasa (30/7).

Menurutnya, pernyataan saling serang antara PBNU dan PKB, merupakan babak baru dari perseteruan dua kubu yakni Gusdurian dan Cak Imin.

Sebab, pada era kepemimpinan KH. Said Aqil Siradj, PKB dan PBNU merupakan dua entitas yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Kemudian, setelah pergantian kepemimpinan dan struktur di tangan KH. Yahya Cholil Staquf serta sekjen Saifullah Yusuf (Gus Ipul), muncul titik hubungan yang tidak harmonis antara PBNU dan PKB.

"Saya kira ini babak lanjut perseteruan PBNU di era saat ini dengan PKB," ungkapnya.

Dia menambahkan, ketika muncul panitia 5 terkait dengan upaya mengevaluasi PKB supaya kembali ke PBNU, hubungan itu semakin memanas.

"Karena apapun judulnya, PKB sudah menjelma sebagai komunitas politik, sebagai partai," tutupnya.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Menkeu: Inggris Bangkrut, Kondisi Keuangan Hancur

Minggu, 28 Juli 2024 | 17:54

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Pemindahan Ibu Kota Negara Ambisi Picik Jokowi

Sabtu, 27 Juli 2024 | 01:29

GMPH Desak KPK Usut Dugaan Penyalahgunaan Kekuasaan Cak Imin

Senin, 29 Juli 2024 | 12:54

KPK Tindak Tiga Rumah Sakit Pelaku Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:17

Christine Hutabarat Dicecar Soal Akuisisi Diduga Korupsi di ASDP

Rabu, 24 Juli 2024 | 13:52

UPDATE

Harga Beras di Pasar Tradisional Stabil, Satu Kilo Rp13.000

Selasa, 30 Juli 2024 | 16:05

25 Tahun Berkuasa, Raja Maroko Berhasil Tangani Krisis Air

Selasa, 30 Juli 2024 | 15:55

Gus Ipul Dicap PKB Tak Paham Konstitusi Hingga Tata Krama

Selasa, 30 Juli 2024 | 15:54

KPK Sidak Kemendikbudristek dan 2 Perguruan Tinggi di Jawa Tengah

Selasa, 30 Juli 2024 | 15:54

Zita Anjani Curhat Dirujak Netizen

Selasa, 30 Juli 2024 | 15:46

Liberasi SDA dan Validitas Kekuasaan

Selasa, 30 Juli 2024 | 15:41

Gus Jazil Baru Dengar Ada Muktamar Luar Biasa PBNU

Selasa, 30 Juli 2024 | 15:39

Muncul Surat Edaran Kemenag, PKB: Kalau Tidak Salah Kenapa Takut?

Selasa, 30 Juli 2024 | 15:30

Kutuk Vonis Bebas Ronald Tannur, Freddy Poernomo: Celaka Bagi Indonesia

Selasa, 30 Juli 2024 | 15:16

Sering WA Ahok, Anies Ngaku Tak Pernah Bahas Politik

Selasa, 30 Juli 2024 | 14:58

Selengkapnya