Berita

Departemen Luar Negeri AS/Foto:AP

Dunia

Buru Tersangka Peretas asal Korut, AS Umumkan Sayembara Berhadiah Rp160 Miliar

JUMAT, 26 JULI 2024 | 14:18 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan sayembara berhadiah 10 juta dolar AS (Rp163 miliar) untuk menangkap seorang warga Korea Utara bernama Rim Jong-hyok.

Departemen Luar Negeri menuduh Rim terkait dengan kelompok cyber yang dikenal sebagai Andariel, dan terlibat dalam aktivitas cyber jahat yang menargetkan rumah sakit AS, lembaga pemerintah, kontraktor pertahanan, dan lainnya.

"Penyelidik penegak hukum AS telah mendokumentasikan bahwa tersangka Andariel melumpuhkan lima penyedia layanan kesehatan, empat kontraktor pertahanan yang berbasis di AS, dua pangkalan Angkatan Udara AS, dan Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional," menurut departemen tersebut, seperti dikutip dari Yonhap, Jumat (26/7).

"Tindakan ini menggarisbawahi upaya berkelanjutan AS untuk mengatasi aktivitas siber jahat DPRK terhadap infrastruktur penting," kata departemen itu dalam sebuah catatan media.

"Upaya ini juga untuk mencegah kemampuan DPRK untuk menghasilkan pendapatan gelap melalui aktivitas kejahatan siber yang digunakannya untuk mendanai program rudal balistik dan senjata pemusnah massal yang melanggar hukum," sambungnya.

DPRK merupakan singkatan dari nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea. Sementara WMD merupakan singkatan dari senjata pemusnah massal.

"Kami mendorong siapa pun yang memiliki informasi tentang aktivitas siber jahat Rim Jong-hyok, Andariel, dan individu, entitas, serta aktivitas terkait untuk menghubungi Rewards for Justice," kata Departemen Luar Negeri AS, merujuk pada program hadiah. 

Departemen mengatakan kelompok Andariel dikendalikan oleh Biro Umum Pengintaian, Badan Intelijen Militer Korea Utara.

Mei lalu, Amerika juga mengumumkan hadiah hingga 5 juta dolar AS untuk informasi tentang tiga pekerja IT Korea Utara dan manajer mereka yang terlibat dalam skema yang memungkinkan para pekerja tersebut mendapatkan pekerjaan telework ilegal dengan identitas palsu milik warga negara AS.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

Pimpinan DPRD hingga Ketua Gerindra Sampang Masuk Daftar 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim

Selasa, 16 Juli 2024 | 19:56

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

UPDATE

Pertamina Call Center 135 Borong 12 Penghargaan

Jumat, 26 Juli 2024 | 11:59

Trenggono Kaget Ditanya soal Dugaan Terima Duit Rp10 M

Jumat, 26 Juli 2024 | 11:59

Trump Bersumpah Musnahkan Iran dari Muka Bumi

Jumat, 26 Juli 2024 | 11:56

MA dan KY Diminta Turun Tangan Periksa Hakim PN Surabaya

Jumat, 26 Juli 2024 | 11:51

VKTR akan Suplay Truk Listrik Pertama untuk IKN

Jumat, 26 Juli 2024 | 11:46

Ini Alasan Kecelakaan Pesawat Sering Terjadi di Nepal

Jumat, 26 Juli 2024 | 11:29

Belum Ada Tokoh Perempuan Berpotensi Jadi Ketum Partai Selain Puan

Jumat, 26 Juli 2024 | 11:29

Kurikulum Merdeka Ubah Wajah Pendidikan Indonesia

Jumat, 26 Juli 2024 | 11:19

Sedang Tayang di Bioskop, Film Longlegs Terinspirasi dari Kasus Kematian JonBeneet Ramsey

Jumat, 26 Juli 2024 | 11:17

PKS Minta Kader All Out Menangkan Mahyeldi-Vasco di Pilgub Sumbar

Jumat, 26 Juli 2024 | 10:54

Selengkapnya