Sebanyak 8,5 juta perangkat ikut terganggu selama pembaruan perangkat lunak yang dilakukan oleh firma keamanan siber CrowdStrike.
Hal tersebut dikonfirmasi Microsoft dalam posting blognya sehari setelah pembaruan perangkat lunak CrowdStrike memicu pemadaman teknologi besar-besaran yang menghambat berbagai pelayanan umum mulai dari bank hingga maskapai penerbangan.
"Saat ini kami memperkirakan bahwa pembaruan CrowdStrike memengaruhi 8,5 juta perangkat Windows, atau kurang dari satu persen dari semua mesin Windows," katanya dalam blog tersebut, seperti dikutip dari
Reuters, Senin (22/7).
"Meskipun persentasenya kecil, dampak ekonomi dan sosial yang luas mencerminkan penggunaan CrowdStrike oleh perusahaan yang menjalankan banyak layanan penting," kata Microsoft.
Perusahaan mengatakan CrowdStrike telah membantu mengembangkan solusi yang akan membantu infrastruktur Azure milik Microsoft mempercepat perbaikan.
Mereka juga menambahkan bahwa CrowdStrike bekerja sama dengan Amazon Web Services dan Google Cloud Platform, berbagi informasi tentang dampak yang dilihat Microsoft di seluruh industri.
Sejak Sabtu, industri perjalanan udara mulai pulih dari gangguan yang mengakibatkan ribuan penerbangan dibatalkan.
Delta Air Lines, salah satu maskapai penerbangan yang paling terpukul, mengatakan bahwa hingga pukul 10 pagi pada hari Sabtu, lebih dari 600 penerbangan telah dibatalkan, dan menambahkan bahwa diperkirakan akan tambahan terjadi.
CrowdStrike merupakan perusahaan keamanan siber asal Amerika Serikat (AS) yang menawarkan intelijen ancaman dan perlindungan dari serangan siber ke berbagai perusahaan besar.
CrowdStrike banyak digunakan oleh banyak bisnis di seluruh dunia untuk mengelola keamanan PC dan server Windows, termasuk Microsoft.
CrowdStrike menghasilkan perangkat lunak (software) keamanan untuk server Windows, yaitu Sensor Falcon.