Berita

Ilustrasi/Net

Tekno

Microsoft Akui 8,5 Juta Perangkat Terganggu akibat Pembaruan CrowdStrike

SENIN, 22 JULI 2024 | 11:06 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebanyak 8,5 juta perangkat ikut terganggu selama pembaruan perangkat lunak yang dilakukan oleh firma keamanan siber CrowdStrike.

Hal tersebut dikonfirmasi Microsoft dalam posting blognya sehari setelah pembaruan perangkat lunak CrowdStrike memicu pemadaman teknologi besar-besaran yang menghambat berbagai pelayanan umum mulai dari bank hingga maskapai penerbangan.

"Saat ini kami memperkirakan bahwa pembaruan CrowdStrike memengaruhi 8,5 juta perangkat Windows, atau kurang dari satu persen dari semua mesin Windows," katanya dalam blog tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Senin (22/7).

"Meskipun persentasenya kecil, dampak ekonomi dan sosial yang luas mencerminkan penggunaan CrowdStrike oleh perusahaan yang menjalankan banyak layanan penting," kata Microsoft.

Perusahaan mengatakan CrowdStrike telah membantu mengembangkan solusi yang akan membantu infrastruktur Azure milik Microsoft mempercepat perbaikan.

Mereka juga menambahkan bahwa CrowdStrike bekerja sama dengan Amazon Web Services dan Google Cloud Platform, berbagi informasi tentang dampak yang dilihat Microsoft di seluruh industri.

Sejak Sabtu, industri perjalanan udara mulai pulih dari gangguan yang mengakibatkan ribuan penerbangan dibatalkan.

Delta Air Lines, salah satu maskapai penerbangan yang paling terpukul, mengatakan bahwa hingga pukul 10 pagi pada hari Sabtu, lebih dari 600 penerbangan telah dibatalkan, dan menambahkan bahwa diperkirakan akan tambahan terjadi.

CrowdStrike merupakan perusahaan keamanan siber asal Amerika Serikat (AS) yang menawarkan intelijen ancaman dan perlindungan dari serangan siber ke berbagai perusahaan besar. 

CrowdStrike banyak digunakan oleh banyak bisnis di seluruh dunia untuk mengelola keamanan PC dan server Windows, termasuk Microsoft. 

CrowdStrike menghasilkan perangkat lunak (software) keamanan untuk server Windows, yaitu Sensor Falcon.

Populer

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

UPDATE

3 Komisioner Bawaslu Kota Blitar Dilaporkan ke DKPP

Selasa, 05 November 2024 | 03:58

Menteri Hukum Tegaskan Jakarta Masih Ibukota Negara

Selasa, 05 November 2024 | 03:40

Catalunya Gantikan Valencia Gelar Seri Pamungkas MotoGP 2024

Selasa, 05 November 2024 | 03:22

Demokrat Bentuk Satgas untuk Amankan Pilkada di Jakarta, Jabar, hingga Banten

Selasa, 05 November 2024 | 02:57

MAKI: Debat Harusnya untuk Jual Program, Bukan Saling Menyerang

Selasa, 05 November 2024 | 02:22

Dubes Mohamed Trabelsi: Hatem El Mekki Bukti Kedekatan Hubungan Indonesia dan Tunisia

Selasa, 05 November 2024 | 02:09

Polisi Gelar Makan Siang Gratis untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

Selasa, 05 November 2024 | 01:54

Ancelotti Minta LaLiga Dihentikan

Selasa, 05 November 2024 | 01:36

Pelajar yang Hanyut di Sungai Citanduy Ditemukan Warga Tersangkut di Batu

Selasa, 05 November 2024 | 01:21

Pendidikan Berkualitas Kunci Pengentasan Kemiskinan

Selasa, 05 November 2024 | 00:59

Selengkapnya