Berita

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka Tech Link Summit 2024 di Gedung Pusat Industri Digital (PIDI 4.0), Jakarta Selatan pada Kamis (18/7)/RMOL

Bisnis

Songsong Transformasi Teknologi Digital Lewat Tech Link Summit 2024

JUMAT, 19 JULI 2024 | 00:17 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Dalam upaya mendorong transformasi teknologi digital di sektor industri Indonesia, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyelenggarakan Tech Link Summit 2024 selama tiga hari pada 18-20 Juli 2024.

Acara yang berlangsung di Gedung Pusat Industri Digital (PIDI 4.0), Jakarta Selatan ini bertujuan untuk memperkuat daya saing sektor industri Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dan mempercepat transformasi ekonomi digital dalam negeri.

“Tech Link Summit 2024 digelar dengan slogan Value Creation for Startup and Industry. Hal ini mengandung makna penting, yaitu ajakan kolaborasi antara startup dengan dunia usaha dan dunia industri untuk mendorong percepatan transformasi ekonomi digital Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka Tech Link Summit 2024 pada Kamis (18/7).


Sambung Agus, acara ini merujuk pada kolaborasi dengan The World Economic Forum’s Global Lighthouse Network, yang membantu industri meningkatkan inovasi dalam manufaktur. Selain itu juga menciptakan peluang untuk pembelajaran dan kolaborasi lintas perusahaan. 

Hingga tahun lalu, 21 industri tercatat baru bergabung dalam jaringan ini, sehingga terdapat total 153 perusahaan yang menggunakan teknologi manufaktur canggih seperti AI untuk meningkatkan produktivitas, keberlanjutan, dan ketahanan rantai pasok.

Sementara pada Januari 2024 lalu, jumlah startup di Indonesia tercatat sebanyak 2.566 perusahaan. Dengan angka itu, Indonesia berhasil menempati peringkat enam dunia sebagai jumlah perusahaan rintisan terbanyak. Berdasarkan laporan Startup Ranking, Indonesia berada di bawah Amerika Serikat (78.073), India (16.302), Inggris (7.079), Kanada (3.876), Australia (2.793), dan di atas Jerman (2.445), Prancis (1.650), Spanyol (1.492), dan Brazil (1.185). 

Menperin merujuk kolaborasi The World Economic Forum’s Global Lighthouse Network. Jaringan tersebut dibentuk oleh WEF agar industri dapat mengembangkan, meniru, dan meningkatkan inovasi dalam manufaktur dengan menciptakan peluang untuk pembelajaran dan kolaborasi lintas perusahaan. 

Tahun lalu, terdapat 21 industri baru bergabung, sehingga total 153 perusahaan industri telah berada dalam jaringan ini. Perusahaan-perusahaan ini telah menerapkan teknologi manufaktur canggih seperti Artificial Intelligent (AI) untuk mencapai peningkatan produktivitas, sustainability, dan ketahanan supply chain industrinya.

Sementara pada Januari 2024 lalu, jumlah startup di Indonesia tercatat sebanyak 2.566 perusahaan. Dengan angka itu, Indonesia berhasil menempati peringkat enam dunia berdasarkan laporan Startup Ranking, di bawah Amerika Serikat (78.073), India (16.302), Inggris (7.079), Kanada (3.876), dan Australia (2.793), dan di atas Jerman (2.445), Prancis (1.650), Spanyol (1.492), dan Brazil (1.185). 

Untuk itu, Agus menekankan pentingnya memanfaatkan potensi ini melalui kerja sama dengan startup teknologi sebagai strategi cepat untuk mengakselerasi implementasi inovasi teknologi.

Politikus Golkar itu juga mengajak pelaku usaha dan akademisi memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk berinovasi melalui kolaborasi dengan startup dalam negeri. 

"Kolaborasi dengan startup bukan biaya, melainkan investasi," tegasnya.

Menperin dalam kesempatan ini juga mengatakan bahwa Indonesia berada di posisi ke-12 top manufacturing countries by value added dengan nilai MVA 255 miliar Dolar AS pada 2023, naik dari posisi ke-14 tahun sebelumnya dengan nilai 187 miliar Dolar AS atau meningkat 36,4 persen. Nilai MVA Indonesia ini dilaporkan juga lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya seperti Thailand dan Vietnam.

Tech Link Summit 2024 ini sendiri diharapkan dapat membuka peluang bagi industri untuk mengeksplorasi teknologi terapan dalam berbagai aspek bisnis, seperti lini produksi, penyimpanan, pemasaran, logistik dan transportasi, pengolahan limbah, efisiensi energi, serta pengelolaan manajemen perusahaan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya