Berita

Perdana Menteri Hongaria, Victor Orban/Net

Dunia

Baru Menjabat, Presidensi Hongaria Langsung Dimusuhi Komisi Eropa

SELASA, 16 JULI 2024 | 11:57 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Jabatan presidensi Uni Eropa yang saat ini dipegang oleh Hongaria akan diboikot selama enam bulan, menyusul kunjungan Perdana Menteri Victor Orban ke Rusia.

Beberapa hari setelah resmi menjabat, Orban melakukan kunjungan perdamaian ke Ukraina, Rusia, China dan Amerika Serikat.

Kendati demikian, kunjungannya ke Moskow hingga pertemuannya dengan Presiden Vladimir Putin dikecam keras oleh Komisi Eropa.

Kunjungan itu dinilai tidak pantas, mengingat posisi mayoritas Uni Eropa adalah memusuhi Rusia karena telah lancang melancarkan invasi militer ke Ukraina.

Atas tindakan Orban yang mencoreng citra organisasi, Komisi Eropa akhirnya memutuskan untuk melakukan boikot parsial terhadap enam bulan masa jabatan Hongaria sebagai Presiden Dewan Eropa.

Badan eksekutif Uni Eropa itu mengatakan pihaknya tidak akan mengirimkan satupun delegasi dari 27 Komisaris Uni Eropa, termasuk juga Ketua  Komisi Ursula von der Leyen dan berbagai bawahannya.

Untuk itu, Komisi hanya akan mengirimkan pejabat mereka ke pertemuan informal presidensi Hongaria.

"Mengingat perkembangan terkini yang menandai dimulainya Kepresidenan Hongaria, (Ursula von der Leyen) telah memutuskan bahwa Komisi Eropa akan diwakili di tingkat pegawai negeri sipil senior hanya selama pertemuan informal Dewan,” ungkap juru bicara von der Leyen Eric Mamer, seperti dimuat AFP.

Keputusan Komisi Eropa mengikuti aksi protes yang dilakukan Swedia, Finlandia, Estonia, Latvia, Lituania, dan Polandia terhadap kunjungan Orban di Rusia.

Mereka memutuskan tidak akan mengirimkan menterinya ke pertemuan pemerintah terkait dengan kepresidenan Hongaria di Uni Eropa.

Menteri Urusan Uni Eropa Swedia Jessika Roswall mengatakan pada saat itu bahwa negara-negara tersebut hanya akan diwakili oleh pegawai negeri sipil dan anggota Uni Eropa lainnya sedang mempertimbangkan langkah serupa.

Komisi Eropa merupakan lembaga eksekutif dan paling banyak menyusun rancangan undang-undang dan memegang sebagian besar kekuasaan teknokratis.

Ke-27 Komisarisnya ditunjuk, meskipun berdasarkan hasil pemilu Parlemen Eropa, setidaknya secara teori dan jika memungkinkan.

Parlemen Eropa, dengan anggota terpilih dari seluruh negara anggota, harus menyetujui seluruh usulan Komisi melalui pemungutan suara terbanyak, dan juga dapat merekomendasikan langkah-langkah kepada Komisi untuk dipertimbangkan.

Namun hampir semua hal yang dilakukan Uni Eropa memerlukan persetujuan akhir dari Dewan Eropa.

Dewan harus menandatangani hampir seluruh kebijakan Uni Eropa dengan suara bulat untuk isu-isu yang paling sensitif dan melalui proses pemungutan suara mayoritas yang rumit, sebelum dapat diberlakukan.

Terdapat Presiden Dewan Eropa, saat ini Charles Michel, yang tugasnya membantu mengoordinasikan dan mencapai konsensus dalam perundingan ini, dan juga menjadi penghubung dan bernegosiasi dengan lembaga-lembaga Uni Eropa lainnya.

Namun pemerintah Eropalah yang secara bergiliran memegang kendali Dewan selama enam bulan, dan periode tersebut disebut sebagai masa kepresidenan mereka.

Pemegang jabatan kepresidenan tidak mempunyai hak suara yang lebih besar dan tidak mempunyai kemampuan untuk bertindak tanpa kendali, yang berarti bahwa pemegang jabatan presiden juga menghadapi tantangan yang sama dalam menerapkan kebijakan.

Namun lembaga ini mampu mengarahkan agenda dan memutuskan isu-isu apa yang dieksplorasi (atau diabaikan) selama masa jabatannya.

Presidensi Hongaria telah dipandang dengan keraguan selama beberapa waktu, mengingat bagaimana Orban menangani invasi Rusia ke Ukraina sejak tahun 2022.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka, Kejagung Didesak Periksa Tan Kian

Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31

Kawal Kesejahteraan Rakyat, AHY Pede Demokrat Bangkit di 2029

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55

Rocky Gerung: Bahlil Bisa Bikin Kabinet Prabowo Pecah

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53

Era Jokowi Meninggalkan Warisan Utang dan Persoalan Hukum

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01

Tepis Dasco, Bahlil Klaim Satu Frame dengan Prabowo soal LPG 3 Kg

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50

Dominus Litis Revisi UU Kejaksaan, Bisa Rugikan Hak Korban dan tersangka

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28

Tarik Tunai Pakai EDC BCA Resmi Kena Biaya Admin Rp4 Ribu

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16

Ekspor Perdana, Pertamina Bawa UMKM Tempe Sukabumi Mendunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41

TNI AL Bersama Tim Gabungan Temukan Jenazah Jurnalis Sahril Helmi

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22

Penasehat Hukum Ungkap Dugaan KPK Langgar Hukum di Balik Status Tersangka Sekjen PDIP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42

Selengkapnya