Berita

Kereta Cepat Whoosh/Net

Bisnis

WIKA Rugi Besar Gara-gara Kereta Cepat Whoosh, Ini Bantahan Stafsus Erick Thohir

SENIN, 15 JULI 2024 | 16:35 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Proyek Whoosh tidak bisa disebut sebagai penyebab PT Wijaya Karya (WIKA) Tbk terlilit kerugian 

Kementerian Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) akhirnya buka suara terkait pemberitaan yang beredar bahwa faktor penyebab (WIKA) merugi karena selain tingginya beban bunga dan lain-lain, adalah karena proyek kereta cepat tersebut. 

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menekankan, Perusahaan bisa disebut merugi apabila proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung batal atau tak jalan sehingga tidak mendatangkan pendapatan.

Investasi ini memang tak langsung meraih keuntungan. Butuh proses agar suatu proyek itu butuh menghasilkan.

"Bukan menyumbang kerugian, di mana-mana orang ada invest dulu, misalnya kau bikin rumah, rugi apa nggak? Kalau tahun pertama, gimana? Dia kan untuk bisnis. Kalau misalnya bikin rugi, itu kalau misalnya perusahaannya kereta cepatnya gak jalan," ujarnya, di Jakarta, Senin (15/7).

Target proyek transportasi tersebut adalah 60-an trayek. Sementara saat ini masih 40  trayek. 

WIKA mencatatkan kerugian sebesar Rp7,12 triliun pada tahun 2023. Angka rugi itu meningkat dibandingkan pada tahun sebelumnya, yaitu Rp59,59 miliar. 

Sebelumnya, Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito menyebut selain tingginya beban bunga dan lain-lain, penyebab besarnya kerugian WIKA sepanjang tahun 2023 disebabkan oleh proyek kereta cepat ini. 

"Ada dua komponen yang pertama adalah beban bunga yang cukup tinggi, kedua adalah beban lain-lain di antaranya mulai tahun 2022 kami sudah mencatat adanya kerugian dari PSBI atau kereta cepat aliasi Whoosh yang tiap tahun juga cukup besar," ujarnya saat rapat bersama Komisi VI DPR RI.

PSBI merupakan anak usaha dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI yang menggenggam mayoritas saham PT Kereta Cepat Indonesia China ( KCIC ) sebesar 60 persen. WIKA sendiri menjadi salah satu pemegang saham PSBI dengan kepemilikan 38 persen saham.

Agung mengungkapkan, WIKA telah menggelontorkan dana yang cukup besar untuk proyek tersebut sebesar Rp 6,1 triliun.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Sehari Usai Pencoblosan, Pj Gubernur DKI Lantik Walikota Jakpus

Kamis, 28 November 2024 | 22:00

Timses Zahir-Aslam Kena OTT Dugaan ‘Money Politik’ di Pilkada Batubara

Kamis, 28 November 2024 | 21:51

Polri Perkuat Kerja Sama Bareng Dukcapil Kemendagri

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

KPK Tahan 3 Ketua Pokja Paket Pekerjaan Perkeretaapian DJKA

Kamis, 28 November 2024 | 21:49

Firli Bahuri Tak Hadiri Pemeriksaan Polisi karena Ada Pengajian

Kamis, 28 November 2024 | 21:25

Ini Kebijakan Baru Mendikdasmen Untuk Mudahkan Guru

Kamis, 28 November 2024 | 21:22

Rupiah Terangkat Pilkada, Dolar AS Masih di Rp15.800

Kamis, 28 November 2024 | 21:13

Prabowo Menangis di Depan Ribuan Guru Indonesia

Kamis, 28 November 2024 | 21:11

Pengamat: RK-Suswono Kalah karena Meremehkan Pramono-Doel

Kamis, 28 November 2024 | 21:04

Perbaiki Tata Ekosistem Logistik Nasional, Mendag Budi Sosialisasi Aturan Baru

Kamis, 28 November 2024 | 21:02

Selengkapnya