Berita

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin/Net

Politik

Nasib Ekonomi Indonesia Tergantung Orang Pilihan Prabowo

KAMIS, 11 JULI 2024 | 18:02 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Presiden terpilih Prabowo Subianto harus menunjuk sosok pembantu yang tepat demi memaksimalkan pendapatan negara. Termasuk dalam memilih nakhoda Badan Penerimaan Negara (BPN) yang akan dibentuk.

Demikian antara lain disampaikan ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin dalam diskusi publik bertajuk Dilema Kabinet Prabowo dalam Bingkai Koalisi Besar di Universitas Paramadina, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (11/7).

Wijayanto menilai, BPN lebih ideal jika berada di bawah presiden langsung dibanding Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Salah satu penerimaan negara yang bisa dimaksimalkan lembaga ini adalah pajak.


"Kemenkeu saat ini terlalu powerfull. Menangani penerimaan, treasury, di bawahnya juga ada perusahaan-perusahaan. Jadi terlalu overload," kata Wijayanto.

Wijayanto menilai penerimaan negara bersumber pajak yang selama ini dikelola Dirjen Pajak Kemenkeu belum maksimal.

Jika BPN benar-benar terbentuk, maka harus dilakukan perubahan nomenklatur. Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dikeluarkan dari Kemenkeu dan dimasukkan ke BPN.

"Tetapi memang BPN ini harus hati-hati. Pajak itu penting dan harus dipastikan tidak ada problem saat BPN dibentuk. Karena begitu ada problem, maka fiskal kita yang sudah tersengal-sengal ini akan semakin parah," ujarnya.

Karena itu, Wijayanto mendorong pemerintah baru yang akan dilantik bulan Oktober 2024 mendatang bisa ekstra hati-hati membentuk BPN. Prabowo sebagai Presiden periode 2024-2029 pun dituntut memilih orang yang tepat.

"Kalau orangnya (pimpinan BPN) saya tidak tahu. Ini Pak Prabowo yang paling tahu. Tapi harus orang yang tegas, orang yang keras," tutup Wijayanto.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya