Harga minyak dunia menguat pada perdagangan Rabu (10/7) Waktu Amerika Serikat (AS). Hal ini dipicu penurunan cadangan minyak mentah AS yang disebut-sebut karena adanya badai Beryl.
Lonjakan aktivitas penyulingan AS minggu lalu juga mendorong penurunan persediaan bensin dan minyak mentah yang lebih besar dari perkiraan.
Dikutip dari
Reuters, Kamis (117), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 naik 69 sen, atau sekitar 0,85 persen, menjadi 82,10 Dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman September 2024 meningkat 42 sen, atau sekitar 0,5 persen, menjadi 85,08 Dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Menurut laporan yang dirilis Energy Information Administration (EIA), cadangan minyak AS turun 3,4 juta barel menjadi 445,1 juta barel pada pekan yang berakhir 5 Juli, jauh melampaui perkiraan apra analis penurunan 1,3 juta barel.
Persediaan bahan bakar minyak (BBM) turun 2 juta barel menjadi 229,7 juta barel, lebih besar dari perkiraan para analis penurunan 600.000 barel.
Data EIA tampaknya menjadi kekuatan pendorong kenaikan harga saat ini, menurut Phil Flynn, analis di Price Futures Group.
Kedua kontrak minyak mentah berjangka tersebut mengakhiri tiga sesi sebelumnya lebih rendah di tengah tanda-tanda bahwa industri energi Texas relatif tidak terpengaruh oleh Badai Beryl.
Perusahaan minyak dan gas memulai kembali beberapa operasinya pada hari Selasa. Pada Rabu pagi, Pelabuhan Houston mengatakan telah kembali ke waktu mulai normal untuk operasi di delapan terminal umum.
Kilang minyak dan fasilitas produksi lepas pantai mengalami kerusakan terbatas akibat badai dan sebagian besar telah kembali beroperasi normal, sehingga mengurangi kekhawatiran akan gangguan pasokan.