Berita

Presiden Jokowi/Net

Bisnis

Utang Makin Membengkak, Jokowi Ingkar Janji

KAMIS, 04 JULI 2024 | 16:09 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Utang pemerintah di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang semakin membengkak dinilai telah membuat publik merasa kecewa dan menyebut Jokowi ingkar janji.

Pasalnya pada masa kampanye 2014 lalu, Jokowi pernah berjanji akan mengurangi utang negara secara bertahap hingga rasio utang terhadap PDB mengecil di era pemerintahannya.

Namun, bukannya mengurangi utang, Jokowi justru menambah utang hingga Rp8,353 triliun per Mei 2024 ini dengan rasio utang 38 persen dari PDB, atau naik drastis dibanding era presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang hanya 24,7 persen dari PDB.

Berdasarkan analisis yang dilakukan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) terhadap respon masyarakat di media sosial atas dinamika utang di Era Jokowi telah memperlihatkan bahwa 57,4 persen warganet merasa Jokowi ingkar janji karena tidak mengurangi utang negara.

Sementara itu, 33,7 persen warganet lainnya merasa utang itu melesat jauh dibandingkan utang peninggalan SBY, dan 8,9 persen sisanya beranggapan bahwa seharusnya Jokowi meninggalkan warisan harta, bukan utang yang menumpuk.

"Publik yang berharap Jokowi dapat menurunkan rasio utang merasa dikecewakan, karena yang terjadi justru kenaikan utang tertinggi sepanjang sejarah RI ada di tangan di Jokowi,"kata Direktur Pengembangan Big Data Indef, Eko Listiyanto, dalam Diskusi Publik Warisan Utang Jokowi secara daring pada Kamis (4/7).

Dengan utang yang menumpuk itu, Eko juga mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia khawatir negara akan kolaps akibat utang tersebut.

"Netizen menyuarakan aspirasi mereka dan ini tertangkap di dalam cerminan ini betapa kemudian utang beserta bunganya itu sudah terlalu tinggi, mungkin mereka belum tau SBN apa ini apa, tenor dan macem-macem itu tidak tau, tapi yang jelas mereka bisa merasakan bahwa beban pemerintah terkait utang ini cukup tinggi," tuturnya.

Adapun data itu diungkapkan setelah Indef melakukan penyortiran terhadap 22,189 perbincangan masyarakat mengenai utang Jokowi pada periode 15 Juni 2024-1 Juli 2024 di Twitter oleh 18,977 akun.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Kejanggalan LHKPN Wakil DPRD Langkat Dilapor ke KPK

Minggu, 23 Februari 2025 | 21:23

Jumhur Hidayat Apresiasi Prabowo Subianto Naikkan Upah di 2025

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:56

Indeks Korupsi Pakistan Merosot Kelemahan Hampir di Semua Sektor

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:44

Beban Kerja Picu Aksi Anggota KPU Medan Umbar Kalimat Pembunuhan

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:10

Wamenag Minta PUI Inisiasi Silaturahmi Akbar Ormas Islam

Minggu, 23 Februari 2025 | 20:08

Bawaslu Sumut Dorong Transparansi Layanan Informasi Publik

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:52

Empat Negara Utama Alami Krisis Demografi, Pergeseran ke Belahan Selatan Dunia, India Paling Siap

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:46

Galon Polikarbonat Bisa Sebabkan Kanker? Simak Faktanya

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:34

Indra Gunawan Purba: RUU KUHAP Perlu Dievaluasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:31

Kolaborasi Kunci Keberhasilan Genjot Perekonomian Koperasi

Minggu, 23 Februari 2025 | 19:13

Selengkapnya