Sekretaris DPW Partai Nasdem Sumsel, Syamsul Bahri/Istimewa
Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru dan Cik Ujang (HDCU), tengah mendapat sorotan tajam dari sejumlah aktivis antikorupsi di Sumsel.
Kritikan ini dipicu oleh kunjungan Herman Deru ke Muara Enim pada Kamis (27/6), di mana ia menggunakan helikopter bertuliskan "Menyala Abangku".
Helikopter tersebut mendarat di Lapangan Merdeka, Muara Enim, sekitar pukul 10.00 WIB. Herman Deru yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam langsung disambut oleh pasangannya, Cik Ujang, beserta tim pemenangan yang sudah menunggu.
Mereka kemudian menuju lokasi peresmian posko pemenangan di Bumi Serasan Sekundang.
Terkait hal ini, Sekretaris DPW Nasdem Sumsel, Syamsul Bahri menjelaskan, penggunaan helikopter oleh Herman Deru sepenuhnya dibiayai dengan uang pribadi, mengingat Herman Deru saat ini sudah tidak lagi menjabat Gubernur Sumsel.
"Helikopternya nyewa pakai uang pribadi, tapi saya tidak tahu berapa nilainya. Itu wajar saja, hak dia (Herman Deru) untuk mempercepat proses komunikasi bersama masyarakat. Tidak menggunakan uang negara, kalau pakai uang negara, dia akan diperiksa. Biayanya besar itu," jelas Syamsul saat ditemui
RMOLSumsel di DPRD Sumsel, Senin (1/7).
Menanggapi tudingan penggunaan dana yang tidak sesuai, Syamsul menilai bahwa orang yang berkomentar tersebut tidak mengerti aturan.
"Pak Deru juga selalu melaporkan LHKPN," tegas Syamsul, yang merupakan anggota Komisi IV DPRD Sumsel.