Dermaga sementara AS di lepas pantai Gaza/Net
Dermaga sementara yang dibangun tentara Amerika Serikat telah dibongkar karena cuaca buruk.
Proyek dermaga darurat Gaza Presiden AS Joe Biden senilai 230 juta dolar AS telah menghadapi serangkaian kemunduran sejak bantuan pertama kali disalurkan ke darat pada 17 Mei dan banyak dikritik oleh kelompok-kelompok bantuan dan kemanusiaan.
Dermaga tersebut telah digunakan untuk mengangkut lebih dari 8,6 juta kilogram makanan ke Gaza, namun terhambat tidak hanya oleh penghentian bantuan tetapi juga oleh cuaca yang tidak dapat diprediksi.
Gelombang laut yang ganas merusak dermaga hanya beberapa hari setelah operasi awal, sehingga memaksa militer untuk memindahkannya sementara untuk diperbaiki dan kemudian memasangnya kembali.
Gelombang laut yang deras pada Jumat (28/6) memaksa militer untuk memindahkannya lagi dan membawanya ke pelabuhan Israel di Ashdod
Beberapa pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama mengatakan militer dapat memasang kembali dermaga tersebut setelah cuaca buruk berlalu dalam beberapa hari mendatang, tetapi keputusan belum dibuat.
Juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan bahwa militer akan memantau kondisi cuaca untuk menentukan kapan dermaga itu harus kembali dibangun.
“Ketika komandan memutuskan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk memasang kembali dermaga itu, kami akan terus mengabari Anda,” ujarnya, seperti dimuat
Reuters pada Jumat (28/6).
Dikatakan Sigh, dermaga itu hampir penuh dengan timbunan bantuan yang menunggu distribusi oleh PBB.
“Jika tidak ada cukup ruang di lapangan maka tidak masuk akal untuk menempatkan orang-orang kita di luar sana, ketika tidak ada yang bisa dipindahkan,” ungkap Sigh.
Warga Palestina menghadapi kelaparan yang meluas di tengah perang di Gaza yang dipicu oleh serangan teror Hamas pada tanggal 7 Oktober.
Penyeberangan perbatasan jauh lebih produktif dibandingkan jalur laut, namun Penyeberangan Rafah di perbatasan antara Gaza dan Mesir telah ditutup sejak Israel melancarkan serangan di sana.
Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan para pekerja bantuan berusaha mengirimkan kiriman melalui penyeberangan yang tersisa yakni Kerem Shalom, sayangnya mereka harus menghadapi kemungkinan serangan udara dan akses jalan yang rusak.
Meskipun pihak militer telah membantu mengirimkan makanan yang sangat dibutuhkan melalui dermaga, sebagian besar makanan masih berada di tempat penyimpanan yang berdekatan dan area tersebut hampir penuh.
Badan-badan bantuan mengalami kesulitan memindahkan makanan ke daerah-daerah yang lebih jauh ke Gaza karena mereka terancam diserang.