Berita

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan/RMOL

Bisnis

Pakar Ekonomi Khawatir Rupiah Tambah Jebol

SABTU, 29 JUNI 2024 | 08:53 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kurs rupiah yang terus bertahan di atas Rp16 ribu selama beberapa pekan terakhir kian mengkhawatirkan.

Melihat tren penurunan nilai rupiah terhadap dolar AS ini, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan menyoroti kinerja Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter.

"Bank Indonesia harus kerja keras, berjibaku mempertahankan kurs rupiah yang bandel tidak mau turun-turun," ujar Anthony dalam keterangan resminya yang diterima redaksi, Sabtu (29/6).


Ia menyebut bahwa intervensi atau 'doping' yang dilakukan oleh BI sejauh ini belum berhasil menurunkan nilai tukar rupiah di bawah Rp16 ribu per dolar AS.

Meski intervensi dilakukan dengan sangat intens, hasilnya hanya mampu menguatkan rupiah sedikit, menjadi sekitar Rp16.360, sebelum akhirnya kembali merosot menembus angka Rp16.410.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa lama BI mampu mempertahankan nilai tukar rupiah melawan kekuatan pasar.

"Pertanyaannya, sampai seberapa kuat BI bisa ‘doping’ kurs rupiah melawan kekuatan pasar? Kalau tidak kuat, satu ketika rupiah akan jebol," kata Anthony.

Anthony menegaskan bahwa ini adalah masalah endurance atau ketahanan. Ia mempertanyakan berapa banyak cadangan dolar yang dimiliki BI untuk melawan pasar, terutama investor asing yang cenderung keluar dari Indonesia.

"Artinya, ini masalah endurance, masalah berapa banyak dolar yang masih dimiliki BI untuk melawan pasar untuk melawan investor asing yang kabur," jelasnya.

Anthony berharap, BI masih memiliki napas panjang hingga pemerintah dapat memperoleh 'oksigen' baru berupa utang agar rupiah tidak terperosok lebih dalam lagi.

“Kalau tidak, rupiah siap tergelincir,” pungkasnya.

Teranyar, dilihat per pukul 08.00 WIB nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih di angka Rp16.350,45.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya