Berita

Ilustrasi/Net

Tekno

Satelit Rusia Hancur Berkeping-keping di Ruang Angkasa, Bikin Panik Astronot ISS

SABTU, 29 JUNI 2024 | 08:54 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Para astronot di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) sempat melakukan penyelamatan diri satu jam setelah sebuah satelit nonaktif Rusia pecah menjadi lebih dari 100 keping puing di orbit.

Tidak ada rincian langsung tentang apa yang menyebabkan hancurnya satelit observasi Bumi Rusia RESURS-P1, yang dinyatakan mati oleh Moskow pada tahun 2022.

"Tidak ada ancaman langsung terhadap satelit lainnya," kata Komando Luar Angkasa AS, yang melacak kumpulan puing tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (29/6).

Mereka mengatakan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10 pagi pada Rabu (27/6).

"Hal ini terjadi di orbit dekat stasiun luar angkasa, sehingga menyebabkan para astronot AS di dalamnya berlindung di pesawat ruang angkasa mereka selama kurang lebih satu jam," kata kantor Stasiun Luar Angkasa NASA.

Badan antariksa Rusia Roscosmos, yang mengoperasikan satelit tersebut, belum berkomentar atau secara terbuka mengakui peristiwa tersebut di saluran media sosialnya.

Komando Luar Angkasa AS, yang memiliki jaringan radar pelacak ruang angkasa global, mengatakan satelit tersebut segera menciptakan lebih dari 100 keping puing yang dapat dilacak.

"Hingga Kamis sore, radar dari perusahaan pelacak luar angkasa AS LeoLabs telah mendeteksi setidaknya 180 benda," kata badan tersebut.

Peristiwa besar yang menghasilkan puing-puing di orbit jarang terjadi, namun hal ini semakin mengkhawatirkan seiring dengan semakin padatnya ruang angkasa dengan jaringan satelit yang penting bagi kehidupan sehari-hari di Bumi, mulai dari internet broadband dan komunikasi hingga layanan navigasi dasar, serta satelit yang tidak lagi digunakan.

Pecahnya satelit tersebut terjadi pada ketinggian sekitar 355 km (220 mil) di orbit rendah Bumi, wilayah populer tempat ribuan satelit kecil hingga besar beroperasi, termasuk jaringan Starlink SpaceX yang luas dan jaringan Tiongkok yang menampung tiga astronotnya.

“Karena rendahnya orbit awan puing ini, kami memperkirakan perlu waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan sebelum bahayanya berlalu,” kata LeoLabs dalam sebuah pernyataan.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

Tekuk Fiorentina 2-1, Napoli Tak Biarkan Inter Tenang

Senin, 10 Maret 2025 | 01:21

Polda Jateng Tegas Larang Petasan Sepanjang Ramadan

Senin, 10 Maret 2025 | 00:59

Kluivert Tiba di Jakarta Ditemani Mantan Pemain Man United

Senin, 10 Maret 2025 | 00:41

Cegah Bencana Seperti di Jabotabek, Menteri ATR/BPN Evaluasi Tata Ruang di Jatim

Senin, 10 Maret 2025 | 00:25

Asiang Versus JACCS MPM Finance, Peneliti IPD-LP Yakin Hakim MA Lebih Adil

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:58

Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Candulan, Okta Kumala Dewi Berharap Ada Solusi Jangka Panjang

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:41

PSU Empat Lawang Diikuti Dua Paslon, Pencoblosan pada 19 April 2025

Minggu, 09 Maret 2025 | 23:20

Update Banjir dan Longsor Sukabumi: 5 Orang Wafat, 4 Orang Hilang

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:44

Menanti Keberanian Kejagung Bongkar Biang Kerok Korupsi Migas

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:30

PTPN IV PalmCo Siapkan 23 Bus untuk Mudik di Sumatera dan Kalimantan

Minggu, 09 Maret 2025 | 22:18

Selengkapnya