Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Ekonom: Resesi Argentina Harus Jadi Alarm RI Agar Hati-hati Kelola APBN

RABU, 26 JUNI 2024 | 09:48 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Masuknya Argentina ke jurang resesi perlu menjadi perhatian serius bagi Indonesia agar dapat mengelola APBN dengan hati-hati.

Hal tersebut dikatakan Ekonom Senior Aviliani dengan menyebut bahwa kebijakan pengelolaan APBN harus dikelola dengan baik oleh pemerintah RI.

Menurutnya, salah satu penyebab resesi Argentina yaitu pengelolaan APBN yang salah, sehingga perekonomiannya menurun dan minus selama dua kuartal berturut-turut.

"Jadi Argentina bisa jadi contoh ya? Iya. Maksudnya pengelolaan APBN itu harus bagus supaya jangan sampai akhirnya orang melihat APBN itu bisa jadi krisis gara-gara persepsi," ujar Aviliani di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan dikutip Rabu (26/6).

Dikatakan Aviliani, apalagi saat ini nilai tukar rupiah melemah hingga di atas Rp16.400 per dolar AS, atu ke level yang cukup tinggi.

Untuk itu, ia menekankan kebijakan pengelolaan APBN harus betul-betul menjadi perhatian lantaran pelemahan rupiah akan mempengaruhi berbagai belanja negara yang berkaitan dengan subsidi.

"Sekarang rupiah sudah melemah nih. Biasanya rupiah melemah itu yang cenderung biasanya orang (khawatir), 'waduh ini jangan-jangan kita masuk jurang resesi'. Jadi makanya adalah bagaimana mengelola rupiah itu," jelasnya.

Ia juga mengingatkan PHK yang masih terjadi di industri baru-baru ini, seperti di sektor tekstil harus secepatnya dicarikan solusinya. Pasalnya, hal tersebut dapat menambah sentimen negatif ke investor ke Indonesia.

"Terkait dengan APBN, mungkin sudah harus dilihat ketika sekarang misalkan banyak PHK apa mungkin perlu untuk penalangan orang miskin yang nambah," pungkasnya.

Sebagai informasi, Argentina resmi terperosok ke dalam jurang resesi ekonomi pada kuartal pertama tahun ini. Hal tersebut diiringi oleh angka pengangguran yang meningkat setelah pemangkasan anggaran belanja besar-besaran Presiden Argentina Javier Milei.

Pemangkasan anggaran itu berdampak pada penurunan konsumsi dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang juga berimbas pada produk domestik bruto (PDB) negara yang menyusut 2,6 persen pada kuartal I-2024 dibandingkan dengan kuartal IV- 2023. Sehingga menandakan ekonomi Argentina terkontraksi pada kuartal-ke-kuartal kedua berturut-turut.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya