Berita

Sekretaris DPC Partai Demokrat Lamongan Qomaruddin/Net

Publika

Pilkada Lamongan untuk Siapa?

OLEH: QOMARUDDIN*
MINGGU, 23 JUNI 2024 | 21:25 WIB

PESTA demokrasi Pemilihan Kepala Daerah Lamongan sebentar lagi dimulai. Geliat untuk membangun koalisi partai dan simulasi tentang konfigurasi calon Bupati dan calon wakil Bupati juga mulai agresif dilakukan oleh para elit partai politik  di Lamongan.

Mengotak atik pasangan bakal calon Bupati dan bakal calon wakil Bupati sudah menjadi seni atau tradisi  tersendiri dalam memainkan strategi pemenangan setiap pilkada Lamongan dimulai.

Lebih dari membangun konfigurasi, para pemilik partai kian berkonsolidasi secara masif untuk mencari pasangan yang paling ideal dalam merebut hati rakyat Lamongan, sehingga kemenangan bisa diraih secara maksimal.


Dalam prosesnya, ada semacam situasi bawah sadar yang memicu adrenalin para petarung untuk ikut turun di gelanggang kompetisi dalam perebutan pimpinan Daerah.

Ini adalah kompetisi yang bermetamorfosis pada perebutan kekuasaan dan demokrasi lah yang menjadi sistemnya.

Seni dalam mencapai kekuasaan ini seolah-olah menjadi tradisi yang banyak diminati oleh berbagai kalangan, bahkan mereka secara sporadis menjustifikasi sebagai para petarung yang ulung, yang mampu memenangkan permainan PILKADA ini. Fenomena ini selalu hadir di setiap saat momentum pesta demokrasi dimulai,

Kompetisi dengan banyak pemain atau kekuatan  tambahan akhirnya menjadi mafhum karena para filosof juga jau hari mengatakan bahwa manusia selain sebagai zoon politicon manusia juga ditafsir oleh Johan Huizinga sebagai homo ludens (manusia bermain), wajar jika manusia selalu berikrar pada dirinya sebagai petarung dalam panggung demokrasi.

Adrenalin manusia seakan terdorong untuk mengambil peran di dalam permainan demokrasi tersebut. Karena di arena itulah manusia akan teruji dan terseleksi integritasnya sebagai manusia politik yang berorientasi pada kebaikan bersama atau sebaliknya.

Beda dengan Yuval Noah Harari yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang istimewa, superior dari makhluk yang lainnya, dia merasa selalu unggul dibanding lainnya.

Superego inilah trigger awal bagi manusia menjadi makhluk egois bagi manusia lainnya dan kekuasaan menjadi media yang paling representatif baginya untuk mengaktualisasi tabiat politiknya. Sehingga kekuasaan pada faktanya yang menjadikan manusia sebagai makhlul yang superior dan jika kualiti kontrolnya tidak kuat pada akhirnya menjelmah menjadi tiran. (Semoga tidak terjadi di Lamongan).

Dalam historisnya di mana kekuasaan yang awalnya dikelola oleh satu orang (monarki) dan berkembang dikelolah oleh berbagai orang (aristokrasi), dengan dinamikanya akhirnya kekuasan merevolusi dirinya menjadi demokrasi dengan pembagian kekuasaan menjadi trias politika (eksekutif, legislatif dan yudikatif).

Demokrasi dengan dinamikanya sekarang harus dikembalikan pada substansi dan sejarahnya yaitu bertujuan untuk kemakmuran rakyat sepenuhnya, jangan sampai demokrasi mengalami distorsi jauh dari substansinya.

Kembali pada dinamika pilkada. Pilkada sebagai instrumen peralihan kekuasaan secara konstitusi, harus dimanfaatkan dengan baik oleh para pemilih, variabel ini menjadi penting bagi para pemilih agar pembangunan diperuntukan kembali seutuhnya pada Lamongan.

Pembangunan bukan hanya berorientasi pada pembangunan infrastruktur saja, tapi juga harus pada pembangunan manusia, pembangunan pendidikan, pembangunan budayanya, pembangunan ekonominya lebih penting lagi adalah pembangunan sosialnya.

Dalam pandangan James Midgley, pembangunan apapun kalau masih menyisakan masalah adalah pembangunan yang terdistorsi. Untuk itu pembangunan harus diorientasikan sepenuhnya untuk kebaikan bersama.

Lamongan dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya harus bisa menciptakan manusia-manusia unggul manusia dengan kualitas tinggi, manusia manusia yang sesungguhnya, manusia yang melampaui agar menghantar Lamongan untuk menemukan bentuk kejayaanya.

Dengan berbagai potensi yang dimiliki Lamongan, serta karakter masyarakat yang kuat, berpikiran dan bekerja kuat tidak mudah menyerah,  dengan variabel tersebut Lamongan punya modal dasar yang kuat untuk take off menjadi daerah yang berkemajuan dan berdaya saing tinggi.

Dengan pilkada ini mari kita jadikan sebagai momentum yang bukan hanya sekedar pesta demokrasi tapi juga menjadi perayaan kesadaran masyarakat bersama untuk menentukan pemimpin yang bener-bener punya orientasi pada kebaikan bersama, kesejahteraan masyarakat dan pembangunan Lamongan seutuhnya.

Pembangunan seutuhnya adalah pembangunan yang mampu menyelesaikan masalah-masalah yang mendasar, yang mampu memenuhi kebutuhan mendasar masyarakat dan mampu mengoptimalkan kesempatan bagi masyarakat untuk bekerja atau membuka peluang kerja semaksimal mungkin.

Selain itu pembangunan harus jelas keberpihakannya, kepada siapa pembangunan harus mentransformasi objeknya untuk menjadi lebih baik, pembangunan yang baik harus pro poor, pro job dan pro environment.

Agar Lamongan menjadi daerah yang berkemajuan, unggul dan melampaui daerah-daerah lainya. Semoga harapan-harapan ini ada pada pemimpin yang terpilih nanti. Amin

*Penulis adalah Sekretaris DPC Partai Demokrat Lamongan

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya