Berita

PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex)/Net

Bisnis

Raksasa Tekstil Sritex, Dulu Disanjung Sekarang Tersandung Tumpukan Utang

SABTU, 22 JUNI 2024 | 09:48 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Industri tekstil Indonesia sedang berdarah-darah. Salah satu raksasa tekstil di Indonesia yang terancam bangkrut adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex).

Sritex dikabarkan menghadapi gempuran utang yang menumpuk di tengah anjloknya penjualan. Padahal, emiten berkode saham SRIL ini pernah berjaya.

Selama perjalanannya, perusahaan yang berkantor pusat di Sukoharjo, Jawa Tengah, ini merupakan contoh perusahaan tekstil yang mampu bersaing di kancah internasional.


Perusahaan ini terkenal dengan produk-produk berkualitas tinggi, seperti seragam militer, rompi anti peluru, dan tekstil rumah tangga.

Kualitas hasil produksi Sritex telah mendapat pengakuan dari berbagai negara. Hal ini membuat Sritex dipercaya untuk memproduksi barang-barang dari berbagai brand ternama.

Sritex bermula dari usaha perdagangan tekstil yang didirikan oleh HM. Lukminto pada 1966 di Pasar Klewer, Solo dengan nama UD Sri Redjeki. Dua tahun setelahnya atau pada 1968, UD Sri Rejeki mendirikan sebuah pabrik di Joyosuran, Solo untuk memproduksi kain mentah dan bahan putihan.

Pada 1978, nama dan badan usaha UD Sri Redjeki diubah menjadi PT Sri Rejeki Isman yang terdaftar dalam Kementrian Perdagangan sebagai perseroan terbatas. Pada 1982, PT Sri Rejeki Isman  mengembangkan usaha dengan mendirikan pabrik penenunan pertamanya.

Pada 1984, perusahaan ini dipercaya memproduksi seragam militer untuk pasukan militer NATO dan militer Jerman. Pada 1992, PT Sri Rejeki Isman memperluas pabriknya, sehingga dapat menampung empat lini produksi sekaligus, yakni pemintalan, penenunan, penyelesaian, dan garmen.

Pada 2013, perusahaan ini resmi menjadi perusahaan terbuka dan menjual sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada 2018, Sritex mengakuisisi PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries untuk meningkatkan kapasitas pemintalannya.

Pandemi Covid-19 disinyalir menjadi awal goyahnya pabrik ini. Selain pandemi, penurunan drastis kinerja Sritex dipicu oleh beberapa faktor, seperti persaingan ketat di pasar internasional dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Sritex telah lama berkutat dengan masalah keuangan. Perdagangan sahamnya sempat dihentikan sejak 18 Mei 2022. Perusahaan ini juga telah diumumkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten yang memiliki potensi delisting pada Mei 2023.

Pada September 2023, ekuitas perusahaan tercatat negatif, menandakan defisit modal dan kondisi perusahaan yang kritis.

Utang Sritex mencapai 1,54 miliar dolar AS (Rp24,3 triliun), jauh melebihi asetnya yang hanya 653,51 juta dolar AS (Rp10,33 triliun).

Upaya penyelamatan Sritex kini tengah dilakukan melalui restrukturisasi utang. Kreditur Sritex telah menyetujui proposal perdamaian yang diajukan perusahaan. Meski demikian masa depan Sritex masih belum pasti.

Apakah Sritek bakal menyusul pabrik tekstil lainnya yang sudah lebih dulu tutup?

Berikut jajaran raksasa tekstil yang tutup dan merumahkan ribuan pekerja:

1. PT Dupantex, Jawa Tengah, PHK sekitar 700 karyawan.
2. PT Alenatex, Jawa Barat, PHK sekitar 700 karyawan.
3. PT Kusumahadi Santosa, Jawa Tengah, PHK sekitar 500 orang.
4. PT Pamor Spinning Mills, Jawa Tengah, PHK sekitar 700 orang.
5. PT Kusumaputra Santosa, Jawa Tengah, PHK sekitar 400 orang.
6. PT Sai Apparel, Jawa Tengah, PHK sekitar 8.000 orang.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya