Berita

BYD/Net

Otomotif

Saham Produsen Mobil Listrik Tiongkok Melonjak Setelah UE Menaikan Tarif Impor

KAMIS, 13 JUNI 2024 | 14:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Saham pembuat kendaraan listrik Tiongkok sebagian besar melonjak pada Kamis pagi, menyusul pengumuman Uni Eropa yang sehari sebelumnya menaikan tarif lebih tinggi hingga 38 persen pada kendaraan listrik Tiongkok.

Indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 1.23 persen pada pembukaan, sebagian besar didukung oleh kenaikan saham EV.

Perusahaan EV BYD melonjak 8 persen pada perdagangan pagi. Geely naik sekitar 4 persen, sementara Nio dan Li Otomatis melihat saham mereka naik masing-masing sebesar 1,75 persen dan 2,67 persen.

SAIC yang didukung negara turun lebih dari 2 persen.

Meski demikian, pengamat mengatakan tarif UE ini masih lebih sederhana bila dibandingkan dengan tarif AS terhadap kendaraan listrik Tiongkok.

Pada Rabu, UE mengatakan akan mengenakan tarif tambahan pada perusahaan kendaraan listrik Tiongkok yang memiliki jangkauan luas di Eropa. BYD akan dikenakan tambahan tarif sebesar 17,4 persen, Geely mendapat tambahan bea masuk sebesar 20 persen. Sedangkan SAIC harus membayar bea tambahan sebesar 38,1 persen tertinggi di antara ketiganya.

Ini di luar bea masuk standar sebesar 10 persen yang sudah dikenakan pada kendaraan listrik impor.

Perusahaan kendaraan listrik Tiongkok lainnya akan dikenakan tarif tambahan sebesar 21 persen.

UE memandang bahwa pembuat kendaraan listrik Tiongkok mendapat keuntungan dari subsidi yang mengakibatkan ancaman kerugian ekonomi pada industri kendaraan listrik UE.

"Langkah ini tidak terlalu besar dibandingkan dengan tarif yang kaku sebesar 100 persen terhadap impor kendaraan listrik Tiongkok ke AS, yang dinaikkan dari 25 persen pada bulan lalu, oleh pemerintahan Joe Biden dan bea sementara sebesar 25 persen sejalan dengan ekspektasi pasar sebesar 20%-25%," kata Vincent Sun, analis ekuitas di Morningstar, dikutip dari CNBC, Kamis (13/6).

Bea masuk tambahan ini diberlakukan setelah UE meluncurkan penyelidikan pada bulan Oktober. Bea masuk tersebut saat ini bersifat sementara, namun akan diberlakukan mulai 4 Juli jika diskusi dengan otoritas Tiongkok tidak menghasilkan resolusi.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya