Berita

Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller/Net

Dunia

AS Prihatin Melihat Latihan Perang China di Sekitar Taiwan

MINGGU, 26 MEI 2024 | 11:05 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Keprihatian disampaikan Amerika Serikat terhadap latihan perang yang digelar China di sekitar Taiwan selama dua hari terakhir.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan bahwa Washington memantau secara cermat aktivitas militer China di dekat Taiwan dan berkoordinasi dengan sekutu Barat apabila terjadi konflik.

"Amerika Serikat sangat prihatin atas latihan militer gabungan Tentara Pembebasan Rakyat di Selat Taiwan dan sekitar Taiwan," ujarnya dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat ANI News pada Minggu (26/5).

Miller mendesak China berhenti melakukan provokasi militer yang berisiko meningkatkan eskalasi di Selat Taiwan.

"Kami sangat mendesak Beijing untuk bertindak dengan menahan diri. Ini sangat penting untuk hubungan regional, keamanan dan kemakmuran global," tegasnya.

Lebih lanjut, Miller menyatakan bahwa AS tetap berkomitmen pada kebijakan satu China yang sudah lama ada, dipandu oleh Undang-Undang Hubungan Taiwan, Tiga Komunike Bersama, dan Enam Jaminan.

China meluncurkan latihan militer gabungan selama dua hari di sekitar Taiwan pada Kamis (23/5) dan Jumat (24/5) yang melibatkan kekuatan darat, laut, udara, dan roket.

Latihan perang itu diluncurkan hanya beberapa hari setelah setelah Lai Ching-te dilantik sebagai Presiden Taiwan pada 20 Mei.

Juru bicara komando Teater Timur Tentara Pembebasan China (PLA), Kolonel Li Xi, menggambarkan latihan tersebut sebagai hukuman berat atas tindakan separatis pasukan kemerdekaan Taiwan dan peringatan serius terhadap campur tangan dan provokasi oleh kekuatan eksternal.

Lai menggantikan Presiden Tsai Ing-wen yang menjabat selama dua periode, menandai masa jabatan ketiga berturut-turut Partai Progresif Demokratik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam pidato pengukuhannya setelah dilantik sebagai Presiden Taiwan, Lai meminta Beijing untuk berhenti mengintimidasi negara kepulauan tersebut.

Beijing secara terbuka mengecam hal tersebut. Meskipun tidak pernah menguasai Taiwan, Partai Komunis China yang berkuasa mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan berjanji akan merebut pulau itu dengan kekerasan jika diperlukan.

Populer

Politikus Demokrat Usul Legalisasi Judol Buat Tambah Uang Negara

Senin, 17 Juni 2024 | 18:58

Pengamat: Kembalikan Citra, Hery Gunardi Pantas Dicopot Jadi Dirut BSI

Sabtu, 22 Juni 2024 | 19:46

Preview Belgia Vs Slovakia: Hati-hati Pancingan Emosi

Senin, 17 Juni 2024 | 16:59

Bermain Imbang Tanpa Gol, Laga Prancis Vs Belanda Diwarnai Kontroversi

Sabtu, 22 Juni 2024 | 04:09

Bey Ingatkan Gen Z Tak Jadikan Lansia Tulang Punggung Keluarga

Kamis, 20 Juni 2024 | 06:00

Bey Perintahkan Pemkot Bandung Pulihkan Sungai Citarum

Kamis, 20 Juni 2024 | 03:00

Wali Kota Semarang Gratiskan Biaya di 41 SMP Swasta

Minggu, 23 Juni 2024 | 00:46

UPDATE

Kalkulasi Politik PKS Dipertanyakan Usai Usung Anies-Sohibul Iman

Rabu, 26 Juni 2024 | 12:04

Kim Jong Un Butuh AS untuk Pertahankan Kekuasaan

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:44

Daging Kurban Asal Indonesia Dibagikan ke Pengungsi Palestina

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:37

Situs Web Setkab dan KPK Down!

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:34

Sandi Uno Telusuri Bakar Sound System di Pasar Kemis

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:28

11 Parpol Tolak Penghitungan Ulang Surat Suara di Lahat

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:25

Demo di KPK, PP Himmah Minta Mensos Risma Cs Diperiksa

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:15

Pilkada Jakarta, Makin Jelas atau Tambah Ruwet

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:12

NTT Diguncang Gempa M 3,8

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:08

Jokowi Diduga Hidupkan Kembali Kartu Politik Anies

Rabu, 26 Juni 2024 | 11:05

Selengkapnya