Berita

Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos/Ist

Politik

Tak Ada Alasan Rasional PDIP Bergabung dengan Prabowo-Gibran

KAMIS, 23 MEI 2024 | 14:59 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

PDIP bakal menentukan sebagai oposisi di pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V yang akan dibuka di Ancol, Jakarta Utara, Jumat besok (24/5).

Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos mengamati, PDIP sedari pemilihan presiden (Pilpres) 2024 telah berseberangan secara politik dengan Prabowo-Gibran, karena mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) dengan Koalisi tersendiri.

Dia memandang, idealnya PDIP tetap konsisten untuk menjaga jarak dengan kekuasaan Prabowo-Gibran, karena pemenang Pilpres 2024 merupakan representasi dari Presiden Joko Widodo yang telah dianggap sebagai pengkhianat partai politik (parpol) berlogo banteng moncong putih itu.


"Dalam logika organisasi partai apalagi partai sebesar PDIP yang masih jadi pemenang pemilu, tentu sangat kuat dan bisa beroposisi. Apalagi kita tahu PDIP ini sudah kenyang asam garam beroposisi," ujar Subiran saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (23/5).

Pengamat politik lulusan S2 Ilmu Komunikasi Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu menjelaskan, PDIP punya alasan kuat menolak bergabung dengan koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran. Yaitu, dua kadernya tidak lagi senafas dengan arah politik yang berlangsung pada Pilpres 2024.

"Dimana, Presiden Jokowi mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres, dan tidak loyal kepada partai yang sudah mengusung Ganjar-Mahfud. Padahal jelas-jelas Jokowi dan Gibran adalah kader PDIP," katanya.

Maka dari itu, sosok yang kerap disapa Biran itu meyakini PDIP bakal tetap memilih menjadi oposisi, ketimbang bergabung dengan pemerintahan yang terbentuk dari hasil Pilpres 2024 yang disokong oleh rezim.

"Tidak ada alasan rasional politis yang akan membenarkan PDIP bergabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran. Sebab pasangan ini adalah keberlanjutan rezim Jokowi. Sementara bagi PDIP, Jokowi dan Gibran adalah kader yang sudah berkhianat," tambah penulis buku Negara Katanya itu.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya