Anggota DPR RI, I Nyoman Parta/Net
Pelaksanaan World Water Forum ke-10 yang berlangsung di Bali pada 18 sampai 25 Mei 2024 perlu dimanfaatkan secara positif, salah satunya sebagai ajang memperkenalkan kearifan lokal ke dunia internasional.
Anggota DPR RI, I Nyoman Parta menuturkan, salah satu yang bisa diperkenalkan adalah sistem pengairan sawah masyarakat bali, yakni Subak.
“Di Bali terdapat sistem pengairan bernama Subak yang sangat menjunjung semangat kegotong-royongan dan juga penghormatan pada alam,” kata I Nyoman Parta dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/5).
Nyoman mengatakan, masyarakat Bali memiliki kearifan lokal yang sangat menghargai sumber daya air. Ini juga terkait dengan kepercayaan yang telah dipercaya selama ratusan tahun lalu.
“Seluruh praktik yang berasal dari kearifan lokal masyarakat Bali ini berdampak positif,” lanjutnya.
Nilai dan tradisi masyarakat Bali yang telah diwariskan lintas generasi tersebut, kata dia, terbukti mampu melindungi konservasi dan tata kelola air. Maka dari itu, politisi PDIP ini menilai keberadaan masyarakat sipil sangat berperan penting untuk pengadaan dan pengelolaan air bersih di wilayah mereka menetap.
“Peranan masyarakat Bali dalam pengadaan air bersih, konservasi hingga tata kelola air tidak bisa dipandang sebelah mata,” jelasnya.
Oleh sebab itu, ia berharap agar masyarakat dapat memetik manfaat sejumlah dampak positif WWF ke-10 bagi pertumbuhan ekonomi maupun meningkatkan kesadaran menjaga sumber air bagi kehidupan, khususnya di Bali.