Berita

Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Ketua Badan Anggaran DPR RI Said Abdullah di Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan, Senin (20/5)/RMOL

Bisnis

Defisit Anggaran Awal Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi 2,82 Persen

SENIN, 20 MEI 2024 | 14:21 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Pada awal pemerintahan Prabowo-Gibran di 2025 nanti, diperkirakan akan terjadi defisit fiskal sebesar 2,45 persen hingga 2,82 persen.

Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Paripurna Masa Sidang ke-V DPR RI, tentang Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok Kebijakan Fiskal (KEMPKF) tahun anggaran 2025 di Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan, Senin (20/5).

Menteri keuangan dua periode ini menyampaikan defisit anggaran tahun depan diperkirakan akan lebih besar dari tahun 2024 lalu.

“Defisit fiskal diperkirakan berada pada kisaran 2,45-2,82 persen PDB,” kata Sri Mulyani dalam postur KEMPKF 2025, Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan.

Sri Mulyani mengatakan upaya untuk menutup defisit tersebut dilakukan dengan mendorong pembiayaan yang inovatif, I dan sustainable yang ditempuh, antara lain dengan pertama mengendalikan rasio utang dalam batas manageable di kisaran 37,98- 38,71 persen PDB.

Kedua,  mendorong efektivitas pembiayaan investasi untuk mendukung transformasi ekonomi dengan memberdayakan peran BUMN, BLU, SMV dan SWF. Ketiga, memanfaatkan Saldo Anggaran Lebih (SAL) untuk antisipasi ketidakpastian.

Keempat, peningkatan akses pembiayaan bagi MBR dan UMKM. Kelima, mendorong skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang sustainable.

Sri Mulyani menambahkan untuk efektivitas kebijakan fiskal dalam mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan diharapkan akan berkontribusi positif pada penurunan tingkat pengangguran terbuka tahun 2025 pada kisaran 4,5 hingga 5,0 persen.

"Sementara itu, angka kemiskinan diperkirakan akan berada pada rentang 7,0-8,0 persen. Rasio Gini diperkirakan terus membaik dalam rentang 0,379-0,382. Indeks Modal Manusia (IMM) juga ditargetkan sekitar 0,56. Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP), dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga ditargetkan untuk terus meningkat, masing-masing di rentang 113-115 dan 104-105,” tutupnya.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

PDIP: Terima Kasih Warga Jakarta dan Pak Anies Baswedan

Jumat, 29 November 2024 | 10:39

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

UPDATE

Gegara Israel, World Central Kitchen Hentikan Operasi Kemanusiaan di Gaza

Minggu, 01 Desember 2024 | 10:08

Indonesia Harus Tiru Australia Larang Anak Akses Medsos

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:58

Gaungkan Semangat Perjuangan, KNRP Gelar Walk for Palestine

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:36

MK Kukuhkan Hak Pelaut Migran dalam UU PPMI

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:18

Jet Tempur Rusia Dikerahkan Gempur Pemberontak Suriah

Minggu, 01 Desember 2024 | 09:12

Strategi Gerindra Berbuah Manis di Pilkada 2024

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:53

Kubu RK-Suswono Terlalu Remehkan Lawan

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:40

Pasukan Pemberontak Makin Maju, Tentara Suriah Pilih Mundur dari Aleppo

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:30

Dirugikan KPUD, Tim Rido Instruksikan Kader dan Relawan Lapor Bawaslu

Minggu, 01 Desember 2024 | 08:06

Presiden Prabowo Diminta Bersihkan Oknum Jaksa Nakal

Minggu, 01 Desember 2024 | 07:42

Selengkapnya