Berita

Ahli sedang mengamati berlian/Net

Bisnis

Banyak Keluhan dari Pengusaha, AS Pertimbangkan Embargo Berlian Rusia

SENIN, 20 MEI 2024 | 11:25 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang mengevaluasi kembali larangan berlian Rusia yang diperkenalkan oleh UE dan G7 tahun lalu, menyusul berbagai keluhan dari industri tersebut.

Embargo langsung terhadap berlian Rusia, yang merupakan bagian dari sanksi Barat terkait konflik Ukraina, mulai berlaku pada Januari 2023 dan diikuti dengan pembatasan bertahap terhadap impor tidak langsung mulai tanggal 1 Maret.

Akhir tahun ini, negara-negara Barat juga berencana memperkenalkan mekanisme pelacakan untuk memeriksa batu yang belum diolah, untuk mengetahui asal usulnya dan menghindari pelanggaran sanksi. Antwerp, pusat perdagangan berlian Belgia, diharapkan menjadi tempat pertama di mana batu akan diuji dan disertifikasi.


Dikutip dari Reuters, Senin (20/5), pihak berwenang di Washington meragukan perlunya mekanisme pelacakan. Sumber mengklaim bahwa diskusi G7 mengenai penegakan penelusuran terhenti setelah mendapat tentangan dari penambang berlian Afrika, pemoles India, dan perhiasan AS, yang secara terbuka mengkritik tindakan tersebut.

Tahun lalu, Asosiasi Produsen Berlian Afrika, yang mewakili 19 produsen yang menghasilkan sekitar 60 persen produksi global, memperingatkan bahwa mekanisme pelacakan akan menimbulkan gangguan rantai pasokan dan menambah beban dan biaya bagi negara-negara pertambangan.

Kimberley Process, sebuah badan pengatur global yang memantau konflik, juga menentang inisiatif tersebut.

Pada Februari tahun ini, Botswana, Angola, dan Namibia, mengirimkan surat bersama kepada G7, sekali lagi menyatakan bahwa mekanisme pelacakan akan merugikan kepentingan negara-negara Afrika.

India, yang bertanggung jawab memotong dan memoles sekitar 90 persen berlian kasar dunia, sejak awal menentang larangan tersebut.

Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar bulan lalu memperingatkan bahwa seluruh industri berlian global akan merasakan dampak dari tindakan tersebut, dan mengatakan New Delhi akan mencoba untuk menunda larangan, melunakkannya, dan yang paling penting, tidak membiarkan hal ini terjadi sama sekali.

Rusia, produsen berlian kasar terbesar di dunia berdasarkan volume, sebagian besar mengalihkan perdagangan berliannya ke Tiongkok, India, UEA, Armenia, dan Belarus tahun lalu.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan pada Desember 2023 bahwa larangan tersebut akan mempunyai efek bumerang terhadap negara-negara Barat, memukul perekonomian mereka sendiri dengan merampas berlian Rusia, sementara industri berlian Rusia tidak akan terpengaruh.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya