Berita

AirAsia/Net

Bisnis

Rugi Besar, Manajemen Luncurkan Strategi Selamatkan Kelangsungan AirAsia Indonesia

SABTU, 11 MEI 2024 | 08:19 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp1,08 triliun untuk kinerja keuangan 2023.

Angka itu menurun 34,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya, di mana maskapai penerbangan itu mencatat rugi bersih sebesar Rp1,649 triliun. Meskipun angka kerugian menurun, namun, saldo rugi bersih menjadi membengkak.

Hingga 31 Maret 2024, CMPP mencatatkan akumulasi rugi (defisit) sebesar Rp14,31 triliun atau membengkak 8,16 persen (year-to-date).

Kerugian didorong oleh faktor beban usaha yang meningkat tinggi. Beban bahan bakar naik 71 persen menjadi Rp3,19 triliun sementara perbaikan dan pemeliharan melesat 155 persen menjadi Rp1,72 triliun. Total beban melesat 44 persen menjadi Rp7,33 triliun.

Sebenarnya, pendapatan Airsia pada tiga bulan pertama di tahun ini, naik tinggi sebesar 75,2 persen secara tahunan menjadi Rp6,625 triliun dibandingkan dengan periode yang sama di 2023 sebesar Rp3,78 triliun.

Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Sabtu (11/5), dilaporkan bahwa sebagian besar pendapatan berasal dari segmen operasi penerbangan. Penjualan kursi penumpang meningkat 71,9 persen secara tahunan menjadi Rp5,631 triliun pada tahun 2023. Pendapatan bagasi juga melonjak 147,7 persen secara tahunan menjadi Rp731,74 miliar. Bahkan pendapatan pelayanan penerbangan melonjak 184,09 persen secara tahunan menjadi Rp125,85 miliar pada tahun 2023.  

Sayangnya, beban usaha juga membengkak. Emiten penerbangan swasta ini mengalami rugi usaha sedalam Rp702,61 miliar. Kerugian AirAsia Indonesia semakin bertambah karena adanya beban keuangan senilai Rp362,13 miliar. Nilai ini meningkat 10 persen dibandingkan setahun sebelumnya.

Manajemen CMPP mengaku telah melaksanakan beberapa rencana agar keluar dari turbulensi keuangan, antara lain  melakukan efisiensi biaya untuk pemulihan bisnis, terus bekerjasama dengan grup AirAsia untuk menegosiasikan kembali biaya dan menata-ulang kewajiban yang belum dibayar dengan pemilik pesawat, optimalisasi kapasitas pesawat dengan pemilihan rute yang menguntungkan, dan secara aktif mencari peluang pendanaan eksternal guna meningkatkan permodalan.

Di saat yang sama, manajemen mengakui masih terdapat ketidakpastian atas kemampuan Grup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, yang sangat bergantung pada ketersediaan sumber daya keuangan untuk memenuhi kewajiban CMPP ketika jatuh tempo.

Selain itu, perkembangan kondisi industri penerbangan serta dampaknya terhadap likuiditas dan pendapatan Grup di masa depan, tidak dapat ditentukan.

“Oleh karena itu, terdapat suatu ketidakpastian material pada tanggal 31 Desember 2023 yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan CMPP dalam mempertahankan kelangsungan usahanya,” tulis Direktur Utama CMPP, Veranita Yosephina Sinaga dalam catatan laporan keuangan tahun 2023 pada laman Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI).

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya