Berita

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim, Duta Besar RI di Madrid Muhammad Najib dan Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan di Wisma RI Madrid/Net

Dunia

Dubes Najib: Diplomat, Politisi dan Penulis

KAMIS, 09 MEI 2024 | 18:58 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol, Muhammad Najib merupakan sosok diplomat, politisi sekaligus penulis yang tidak pernah berhenti berkarya.

Pria yang lahir di Bali, 9 Agustus 1960 itu, mengawali karirnya sebagai seorang dosen di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Ia kemudian menjadi Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (DPP PAN) dan pernah menjabat sebagai Komisi VII DPR RI fraksi PAN.

Najib aktif berorganisasi di Persyarikatan Muhammadiyah hingga dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan selanjutnya sebagai Ketua Hubungan Luar Negeri Muhammadiyah.

Profesi diplomat telah dijalani Najib di Madrid selama empat tahun terakhir. Dia rajin mendokumentasikan kegiatan diplomasinya melalui akun media sosial resmi Wisma RI Madrid.

Dubes Najib juga sosok yang rajin menulis. Kepada delegasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang berkunjung ke Kedutaan Besar RI di Madrid, Dubes memperlihatkan hasil karya tulisnya.

Dia berdiri di samping Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim dan Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan sambil menunjukkan novel karyanya berjudul "di Beranda Istana Alhambra".

Kemudian dia mengambil bukunya yang berjudul "Bersujud di Atas Bara". Dubes mengatakan, bahwa buku itu dibuatnya dengan penelitian yang serius.

"Tapi saya riset serius, saya bertemu orang-orang yang terlibat secara langsung, berdialog," kata dia, dalam sebuah video kunjungan MUI di KBRI Madrid, seperti dilihat redaksi pada Kamis (9/5).

Terakhir ada buku "Jalan Demokrasi", ini merupakan karya Dubes Najib yang berasal dari disertasi doktoral.

Dalam buku itu, ia membandingkan tiga negara yakni Indonesia, Mesir dan Turki dari sisi demokrasi maupun ekonomi.

Tiga negara itu dipilih karena memiliki kesamaan seperti mayoritas penduduk Muslim, Sunni dan pernah dibawah kekuasaan militer.

"Jadi secara politik  Indonesia Jauh lebih bagus dari Turki dan Mesir kalau kita bicara demokrasi. Secara ekonomi Turki lebih bagus. Mesir ekonomi dan politiknya Kurang," jelasnya.

Terakhir, Dubes menunjukkan buku berjudul "Safari" yang edisi terbarunya telah disempurnakan.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

Duet Airin-Rano Karno Tak Terbendung di Pilkada Banten

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:23

UPDATE

Sabotase Kereta Cepat Jelang Pembukaan Olimpiade Paris, PM Prancis: Ini Dilakukan Terencana

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:47

Banyak Hadiah Menarik Pertamina di Booth dalam Event GIIAS 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:37

Kabar Deklarasi Anies-Zaki, Golkar: Hoax!

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:15

Ekonomi Lesu, Laba Industri China Justru Naik 3,6 Persen

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:07

Putri Suku Oburauw Catar Akpol: Saya Busur Panah untuk Adik-adik

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:58

Kuasa Hukum Dini: Hakim Persidangan Greg Tannur Berat Sebelah

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:35

Dimyati Masih Ngarep Golkar dan PDIP Gabung

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:10

Menyusul TNI, Polri Rotasi 6 Kapolda Jelang Pilkada

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:32

Masih Cair, Peluang Jusuf Hamka di Pilkada Jakarta Masih Terbuka

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:31

4 Pangdam Dirotasi Jelang Pilkada, Ajudan Jokowi jadi Pangdam Brawijaya

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:13

Selengkapnya