Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri/RMOL
Tim Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengagendakan pemanggilan pemeriksaan terhadap sembilan orang pada kasus dugaan korupsi berupa pemerasan atau pungutan liar di Rutan Cabang KPK.
Sembilan orang itu yakni enam orang Bagian Pengamanan, Ujang Supena, Indra, M Denny Arief Hidayatullah, Muhammad Gustomi, dan Dian Adi Harnanto. Kemudian, dua pihak swasta, Sofiah Alaydrus dan Hendry Petrus. Lalu, Terpidana Juli Amar Ma’ruf.
“Hari ini bertempat di gedung Merah Putih KPK, Tim Penyidik menjadwalkan pemanggilan dan pemeriksaan saksi-saksi (sembilan orang itu),” kata Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri kepada wartawan, Jumat (3/5).
Dalam kasus ini, KPK telah mengumumkan 15 orang sebagai tersangka kasus dugaan korupsi berupa pemerasan atau pungli di Rutan cabang KPK.
Para tersangka dimaksud, yakni Achmad Fauzi (AF) selaku Kepala Rutan cabang KPK, Hengki (HK), Deden Rochendi (DR) selaku Plt Kepala cabang Rutan KPK periode 2018, Sopian Hadi (SH), Ristanta (RT) selaku Plt Kepala Cabang Rutan KPK periode 2021.
Selanjutnya, Ari Rahman Hakim (ARH), Agung Nugroho (AN), Eri Angga Permana (EAP), Muhammad Ridwan (MR), Suharlan (SH), Ramadhan Ubaidillah A (RUA), Mahdi Aris (MHA), Wardoyo (WD), Muhammad Abduh (MA), dan Ricky Rachmawanto (RR).
Para tersangka menawarkan fasilitas eksklusif kepada para tahanan KPK. Besaran uang untuk mendapatkan fasilitas eksklusif tersebut, para tahanan dipatok untuk membayar Rp300 ribu sampai dengan Rp20 juta yang disetorkan secara tunai maupun melalui rekening bank penampung dan dikendalikan oleh "lurah" dan koordinator tempat tinggal (korting).
Mengenai pembagian besaran uang yang diterima para tersangka juga bervariasi sesuai dengan posisi dan tugasnya yang dibagikan per bulan, mulai dari Rp500 ribu sampai dengan Rp10 juta.