Berita

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/Net

Dunia

Israel Ancam Intimidasi Palestina Jika AS Gagal Hentikan ICC Tangkap Netanyahu

KAMIS, 02 MEI 2024 | 15:26 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Dalam beberapa minggu terakhir, pejabat Israel tengah khawatir bahwa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) akan segera mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel Herzi Halevi.

Mengutip surat kabar Axios pada Kamis (2/5), ICC yang berbasis di Den Haag, Belanda, sebenarnya telah menyelidiki kasus dugaan kejahatan perang Israel di Palestina sejak tahun 2021.

Investigasi ICC pada kasus itu telah diperluas hingga serangan 7 Oktober dan perang yang telah berkecamuk di Gaza sejak saat itu.

Israel mendapat informasi dan bukti yang menunjukkan bahwa pejabat Otoritas Palestina telah menekan jaksa ICC untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Israel.

Israel kemudian meminta bantuan sekutu seperti Jerman, Inggris dan Amerika Serikat agar ICC batal mengeluarkan surat tersebut.

Bahkan, salah satu sumber yang dikutip Axios menyebut Israel sampai mengancam akan mengambil langkah pembalasan terhadap Otoritas Palestina, jika AS gagal membujuk ICC.

"Israel mengatakan kepada pemerintahan Joe Biden bahwa jika surat perintah penangkapan dikeluarkan, maka mereka akan menganggap Otoritas Palestina bertanggung jawab dan membalasanya," bunyi laporan tersebut.

Salah satu tindakan yang mungkin dilakukan adalah membekukan transfer pendapatan pajak yang dikumpulkan Israel untuk Otoritas Palestina. Tanpa dana ini, Otoritas Palestina akan bangkrut.

Masalah kemungkinan surat perintah penangkapan ICC muncul selama percakapan telepon antara Netanyahu dan Presiden Biden pekan lalu.

Menurut dua pejabat AS, Biden saat itu mengatakan kepada Netanyahu selama panggilan telepon tersebut, bahwa AS tidak pernah memberikan lampu hijau kepada ICC untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan.

Biden sekali lagi menekankan bahwa AS menentang penyelidikan ICC terhadap Israel.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya