Berita

Dunia

Dengan atau Tanpa Gencatan Senjata, Netanyahu Bersumpah Tetap Serang Rafah

RABU, 01 MEI 2024 | 09:20 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Ambisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menyerang Rafah semakin kuat, bahkan dia sudah tidak peduli apakah gencatan senjata dan pengembalian tawanan berhasil disepakati atau tidak.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (30/4), Netanyahu mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menunggu hasil gencatan senjata, karena tujuan utamanya adalah menghancurkan Rafah yang diyakini sebagai benteng terakhir Hamas.

“Kami akan memasuki Rafah dan melenyapkan batalion Hamas di sana, dengan atau tanpa kesepakatan, untuk mencapai kemenangan total," tegasnya, seperti dimuat Associated Press.

Pernyataan Netanyahu muncul beberapa jam sebelum Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken datang ke Yordania untuk memajukan upaya gencatan senjata.

"Tidak ada lagi penundaan. Tidak ada lagi alasan. Sekaranglah waktunya untuk bertindak. Kami ingin melihat perjanjian ini tercapai dalam beberapa hari mendatang," tegas Blinken.

AS telah berulang kali mengatakan pihaknya menentang operasi Rafah sampai Israel memberikan rencana yang kredibel untuk mengevakuasi dan melindungi sekitar 1,5 juta orang yang mencari perlindungan di sana.

Sementara itu, Netanyahu menghadapi tekanan dari mitra pemerintahannya untuk tidak melanjutkan kesepakatan yang mungkin mencegah Israel menginvasi Rafah.

Kepemimpinan Netanyahu bisa terancam jika dia menyetujui kesepakatan tersebut karena anggota kabinet garis keras menuntut serangan terhadap Rafah.

Perang dipicu oleh serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober di wilayah Israel selatan, yang mana  sekitar 1.200 orang terbunuh, sebagian besar warga sipil, dan 250 lainnya disandera.

Israel mengatakan para militan masih menyandera sekitar 130 orang.

Perang di Gaza telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan setempat.

Perang ini telah memaksa sekitar 80 persen  dari 2,3 juta penduduk Gaza meninggalkan rumah mereka, menyebabkan kehancuran besar di beberapa kota dan mendorong Gaza utara ke jurang kelaparan.

Populer

Pesawat Nepal Jatuh, Hanya Satu Orang yang Selamat

Rabu, 24 Juli 2024 | 15:16

Walikota Semarang dan 3 Lainnya Dikabarkan Berstatus Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:43

KPK Juga Tetapkan Suami Walikota Semarang dan Ketua Gapensi Tersangka

Rabu, 17 Juli 2024 | 16:57

Walikota Semarang dan Suami Terlibat 3 Kasus Korupsi

Rabu, 17 Juli 2024 | 17:47

KPK Bakal Audit Semua Rumah Sakit Telusuri Dugaan Fraud BPJS Kesehatan

Rabu, 24 Juli 2024 | 18:51

Kantor Rahim di Depok Ternyata Rumah Tinggal, Begini Kondisinya

Rabu, 17 Juli 2024 | 11:05

Duet Airin-Rano Karno Tak Terbendung di Pilkada Banten

Rabu, 17 Juli 2024 | 13:23

UPDATE

Sabotase Kereta Cepat Jelang Pembukaan Olimpiade Paris, PM Prancis: Ini Dilakukan Terencana

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:47

Banyak Hadiah Menarik Pertamina di Booth dalam Event GIIAS 2024

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:37

Kabar Deklarasi Anies-Zaki, Golkar: Hoax!

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:15

Ekonomi Lesu, Laba Industri China Justru Naik 3,6 Persen

Sabtu, 27 Juli 2024 | 17:07

Putri Suku Oburauw Catar Akpol: Saya Busur Panah untuk Adik-adik

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:58

Kuasa Hukum Dini: Hakim Persidangan Greg Tannur Berat Sebelah

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:35

Dimyati Masih Ngarep Golkar dan PDIP Gabung

Sabtu, 27 Juli 2024 | 16:10

Menyusul TNI, Polri Rotasi 6 Kapolda Jelang Pilkada

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:32

Masih Cair, Peluang Jusuf Hamka di Pilkada Jakarta Masih Terbuka

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:31

4 Pangdam Dirotasi Jelang Pilkada, Ajudan Jokowi jadi Pangdam Brawijaya

Sabtu, 27 Juli 2024 | 15:13

Selengkapnya