Konferensi pers pameran sekaligus seminar industri pertahanan India-RI di Hotel Sultan Residence, Jakarta Selatan, Selasa (30/4)/RMOL
Kemandirian industri pertahanan dalam negeri menjadi komitmen yang akan terus diwujudkan Kementerian Pertahanan RI. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan penguatan sumber daya manusia (SDM) serta literasi teknologi.
Kemhan RI pun terbuka dengan transfer teknologi dengan para negara sahabat, salah satunya India.
Hal itu ditegaskan Dirjen Potensi Pertahanan Kemhan RI, Mayjen Piek Budyakto saat menghadiri pameran sekaligus seminar industri pertahanan India-RI di Hotel Sultan Residence, Jakarta Selatan, Selasa (30/4).
"Untuk menuju kemandirian dalam industri pertahanan, kita harus bisa menyerap teknologi yang ada di luar negara kita. SDM kita harus kita tingkatkan untuk transfer teknologi itu," kata Mayjen Piek.
Sebagai negara sahabat, India memiliki banyak kecocokan dengan Indonesia. Apalagi, saat ini industri pertahanan di India sedang berkembang pesat.
Sementara itu, Dutabesar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty yang turut hadir dalam pameran berujar, India telah mengekspor alutsista senilai 2,63 miliar dolar AS (Rp42 triliun).
"Perusahaan-perusahaan pertahanan India telah mencapai rekor ekspor sebesar 2,63 miliar dolar AS pada tahun keuangan terakhir dan India siap menjadi salah satu eksportir pertahanan terkemuka pada tahun 2030," katanya.
Dalam menuju upaya tersebut, India siap bermitra dengan Indonesia, khususnya dalam rangka merayakan hubungan bilateral kedua negara yang telah berlangsung selama 75 tahun.
"Kami ingin bermitra untuk kolaborasi jangka panjang di sektor pertahanan. Seperti di
platform besar dan menonjol seperti kapal selam, pesawat terbang, kendaraan lapis baja, dan juga di bidang metalurgi, hidrolika, AI, amunisi hingga penelitian dan pengembangan," pungkasnya.